Palembang, DD Sumsel — Minat belajar wong Palembang cukup tinggi. Ditandai dengan tiket yang disebar sebanyak 1.400 tiket, ludes seminggu menjelang hari H. Panitia mencatat ada 1.480 peserta hadir dalam kegiatan pelatihan shalat khusyuk tersebut.
Menjelang pukul sembilan, tampak ratusan orang didominasi kostum putih-putih tampak memadati dua pintu masuk yang ada di Masjid Raya Takwa Kambang Iwak Palembang. Walau tampak berdesak-desakan, namun peserta tetap tertib mematuhi petunjuk panitia untuk mendaftar ulang dan memilih lokasi duduk.
Dompet Dhuafa (DD) Sumatera Selatan hari itu (8/2/2015) tengah mengadakan training Shalat Khusyuk yang dibawakan oleh Ustadz Abu Sangkan dari Shalat Center Indonesia, Jakarta.
Defri Hanas selaku Pimpinan Cabang DD Sumsel, menyampaikan dalam kata sambutannya ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu terselenggaranya even langka ini.
“Kami ucapkan kepada donatur yang enggan disebutkan namanya, yang telah dengan ikhlas, memberikan support penuh. Kemudian kepada para sponsor yang juga telah berkontribusi. Semoga ini menjadi amal jariyah bagi kita semua”, ujar Defri.
Adakah Shalat Khusyuk itu?
Ustadz Abu Sangkan sang trainer, mengawali pemaparan trainernya dengan bertanya retoris. “Bener nggak sih shalat khusyuk itu ada? Kalau ada, kok angil tenan mendapatkan khusyuk?”
Ia menyitir hadist Rasulullah Saw, bahwa betapa banyak orang yang shalat tapi tidak dapat apa-apa kecuali capek saja.”Jangankan mendapatkan khusyuk, wong saat Shalat saja kita tidak semangat”, ujar Abu Sangkan.
“Yuk kita lihat, saat berangkat ke Masjid. Saat orang bertanya, ‘Mau kemana?’ Biasanya, kita jawab dengan lesu, ‘Mau Shalat’. Jarang yang jawab dengan tegas, “Shalat!!”. Gimana mau dapat khusyuk, jika saat akan memulai shalat, kita tidak bersemangat.
“Al Khusyuk hahua! Khusyuk itu ada di sini,” terang Abu Sangkan menunjuk ke dada. “Bukan hanya sakit hati saja yang ada di sini”, guyonnya disambut gerr.. para peserta.
Dalam sesi pertama, yang digelar dari pukul 09.30 hingga 11.30 tersebut Abu Sangkan banyak mengingatkan tentang niat dan rukun shalat. Karena menurutnya, niat itu bukan sekedar membaca niat di awal shalat saja. Melainkan setiap rukun shalat harus diniatkan.
“Kalau niat cuma dibaca saja di awal Shalat, maka tatkala takbir telah terucap, ‘Allahu Albar!!’, maka sesudahnya bubar! Sesudahnya lebih banyak melamun. Nggak bakalan dapat khusyuk”.
Seharusnya menurut Abu, setiap gerakan itu diniatkan. Baca Al Fatihah itu diniatkan. Rukuk diniatkan. Sujud juga diniatkan. Agar dapat getar-getar itu di dalam dada.
Lebih lanjut ia mengingatkan dengan adanya khusyuk Nifaq. “Yaitu khusuknya orang munafik. Secara fisik ia kelihatan khusyuk, tapi kalbunya tidak. Padahal, tampilnya lahiriyah sebagai perwujudan dari kalbu”.
Setelah sesi pertama, panitia mengadakan lelang amal terhadap beberapa buku dan CD karya Abu Sangkan. Di mana hingga akhir acara terkumpul donasi infak sebesar Rp 11.834.700, dan lelang amal Rp 2.250.000. Yang nantinya akan disalurkan melalui program-program yang ada di DD Sumsel.
Sesi kedua dilanjutkan dengan praktek bersama shalat khusyuk hingga menjelang Shalat Ashar. Para peserta diajak untuk memahami kembali bacaan shalat dan membetulkan gerakan-gerakan shalat sehingga didapatkan hasil yang optimal.
Selain mengisi kegiatan pelatihan yang diadakan oleh DD Sumsel, Ustadz Abu Sangkan kembali melanjutkan pemaparannya mengenai Shalat Khusyuk di Masjid PLN S2JB, hari ini Senin (9/2/2015).
Tak hanya berkonsentrasi kepada penghimpunan dan penyaluran dana Ziswaf, DD Sumsel juga mengambil peran dalam dakwah. Seperti dengan adanya program Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) dan kegiatan dakwah seperti pelatihan shalat khusyuk ini, yang disponsori oleh Shafira, Gramedia, Hypermart Jakabaring, Hypermart PSx dan sponsor lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. (KJ-04)