Peserta Pelatihan Menjahit Sudah Mulai Merintis Usaha

DSC_0714

Suasana Pelatihan Keterampilan Menjahit

Program pelatihan keterampikan menjahit sudah memasuki tahap akhir. Program yang dimulai sejak Maret lalu sudah berhasil memberikan kemampuan menjahit bagi 20 orang peserta. Guna menampung masukan dan saran dari penerima manfaat program pelatihan, divisi program Dompet Dhuafa Sumatera Selatan mengundang seluruh penerima manfaat dalam agenda konsolidasi pada Jum’at (05/08) di pusat pelatihan keterampilan Dompet Dhuafa Sumsel, Kuto Batu, Ilir Timur II.

Diungkapkan Afrizal selaku penanggung jawab program Dompet Dhuafa Sumsel, pertemuan kali ini sebagai media bagi peserta untuk mengisi kekurangan dalam setiap bagian selama proses pelatihan selama tiga bulan berjalan. “Mungkin saja dalam aktifitas harian terdapat kekurangan dalam pelaksanaan, sebagai bahan masukan bagi lembaga kami sengaja mengundang seluruh peserta dan instruktur dalam kegiatan hari ini,” ungkapnya.

Selain evaluasi selama pelatihan agenda ini juga diisi dengan saling berbagi informasi peserta setelah pelatihan. Harapannya pasca pelatihan sebagian peserta bisa langsung menerapkan keahliannya di lingkungan rumah masing-masing.

Diantara evaluasi selama kegiatan adalah lokasi tempat pelatihan yang berjarak cukup jauh dari tempat tinggal peserta. Dengan sebaran tempat tinggal peserta yang berlokasi menyebar. Pemilihan tempat pun menjadi perhitungan agar selama mengikuti pelatihan tidak memberatkan peserta.

Untuk angkatan pertama kali ini pilihan tempat menggunakan ruko yang dikelola Yayasan Dompet Sosial Insan Mulia (DSIM) yang berlokasi di Kuto Batu, Ilir Timur II. Kedepan juga akan dipertimbangakan pemilihan tempat yang cukup mudah dijangkau oleh seluruh peserta.

Selain lokasi pelatihan, kebutuhan alat-alat pendukung menjahit pun menjadi perhatian peserta, jika masing-masing peserta yang dibagi kedalam dua kelompok sudah dapat menggunakan mesin jahit masing-masing. Namun untuk alat pendukung seperti mesin obras, mesin pembolong lubang kancing peserta masih harus bergantian dan mengantri, mengingat jumlah alat tersebut baru satu unit.

Alokasi waktu pelatihan per sesi juga diharapkan bertambah. Setiap kelas diberikan waktu selama 3 jam dalam setiap pertemuan. Jatah waktu itu dirasa masih kurang untuk setiap kali pertemuan.

Diantara peserta pelatihan ada yang sudah mulai menekuni keterampilan menjahit hingga sudah ada yang menerima jasa dari masyarakat sekitar. Seperti salah seorang peserta, Sulistiawati mengaku sudah membuka jasa jahit di rumahnya meski masih terbatas. “Saya sudah mulai menerima jahitan dari tetangga, namun masih terkendala mesin jahit yang belum dimilik. Untuk saat ini masih menumpang untuk menjahit dengan saudara yang memiliki mesin jahit,” akunya.

Tak hanya membuka usaha jasa menjahit, peserta lainnya, Siti Zaleha bahkan sudah merintis usaha konveksi dan membuka kursus privat menjahit. “Alhamdulillah sudah bisa membuka kursus privat menjahit, sejauh ada 5 orang peserta yang mengikuti kursus tersebut,” pungkas Siti Zaleha bahagia.

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter