PBB: Rohingya Tidak Hanya Dipulangkan, Tapi Harus Diberi Status Kewarganegaraan

Pengungsi baru rohingya terlantar di perbatasan Bangladesh, Selasa (17/10/2017)/ AP

Pengungsi baru rohingya terlantar di perbatasan Bangladesh, Selasa (17/10/2017)/ AP

PBB pada hari Kamis (2/11/2017) kembali menyerukan dibukanya akses kemanusiaan  ke zona yang masih di bawah penguncian militer di Rakhine.

Dan Filippo Frandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, menyatakan bahwa para pengungsi harus tidak hanya diijinkan untuk kembali namun harus diberi kewarganegaraan Myanmar penuh.

“Orang-orang ini tidak dapat tetap tanpa kewarganegaraan karena keadaan tanpa kewarganegaraan ini membuat mereka melakukan diskriminasi dan penganiayaan, seperti yang terjadi di masa lalu,” katanya kepada wartawan di kantor pusat PBB.

Pada hari Kamis,  sekitar 3.000 orang Rohingya tiba di darat di perbatasan Bangladesh, sebuah tanda kelaparan dan ketakutan masih membuat orang-orang dari rumah mereka.

“Tentara tidak menyerang kita tapi membuat hidup kita sangat sulit,” Mohammad Zafar, 35, dari sebuah desa di Buthidaung mengatakan kepada AFP di perbatasan Bangladesh.

“Kami tidak dibayar untuk pekerjaan apapun dan tidak bisa pergi ke pasar. Berapa lama mungkin untuk hidup seperti itu?” tambahnya.

Suu Kyi yang untuk pertama kalinya mengunjungi Rakhine, Kamis kemarin  mengatakan bahwa orang Rohingya yang telah melarikan diri sekarang disambut kembali, jika mereka memenuhi kriteria “verifikasi” yang diperebutkan untuk masuk kembali ke Myanmar.

Status hukum mereka berada pada inti ketegangan komunal, dengan etnis Rakhine Budha bersikeras bahwa Rohingya adalah orang asing.

Seorang warga Rohingya yang tinggal di kota Maungdaw meminta Suu Kyi untuk mempertimbangkan kartu verifikasi nasional yang kontroversial (NVC) mengenai minoritas tersebut.

Kartu tersebut memberi mereka hak tinggal terbatas di Myanmar, namun tidak mengakui mereka sebagai kelompok etnis dengan kewarganegaraan.

Rohingya mengatakan bahwa ini adalah usaha birokratis untuk menghapus identitas mereka dan memaksa status hukum yang goyah ke wilayah yang banyak mengklaim keturunan keturunan mereka.

Dompet Dhuafa terus mengajak masyarakat Indonesia untuk bersimpati dan membantu ringankan beban saudara kita di Myanmar melalui rekening DD Sumsel:

BNI Syariah 969693356

Mandiri 113000.765.3474
an. Yayasan Dompet Dhuafa Republika

#Tambahkan angka 10 di donasi Anda, contoh Rp. 100.010,-

Donasi online: www.ddsumsel.org/donasi

Informari dan Konfirmasi:
Telp: 0711 814 234
WA : 0811 7811 440

Rohingya menanti kesadaran manusia di bumi untuk mengakui dan menerimanya. Rohingya, etnis yang paling teraniaya di bumi, menunggu bantuan kita yang lebih berdaya untuk menyuarakan hak-haknya. Mari bersimpati dan membantu ringankan beban mereka, karena mereka keluarga kita. We Stand For Rohingya!

sumber:kbknews.id

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter