Donor Darah ? Iih, takut…

Relawan DSIM, Bambang, mulai cemas ketika perawat akan memasukkan jarum ke tangannya dalam rangka milad Dompet Dhuafa (DD) ke-18, yang menggelar aksi donor darah serentak di 18 Kota di Indonesia, Rabu (6/7). LKC mengadakan donor darah di sekitar Sekolah Sriguna, Lorong Pegagan, Kelurahan 16 Ulu, Plaju.

—–

Menyambut Milad Dompet Dhuafa Ke-18 tahun

Layanan Kesehatan Cuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC-DD) mengadakan Donor Darah serentak di 18 Kota Se-Indonesia meliputi Bekasi (kota dan kabupaten), Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Sumut, Padang, Palembang, Lampung, Kalbar, Kaltim, Makasar, NTB, Bogor, dan Serang.

 

Kegiatan yang mengambil tema, “Mengangkat Martabat, Meneguhkan Pengabdian”  berlangsung setengah hari, Rabu (6/7). Untuk Palembang, kegiatannya dilakukan di lingkungan salah seorang staf DSIM, Euis Sri Maryati, Jalan DI Panjaitan No. 2364, Lr. Pegagan RT 47-48 RW XV, Kelurahan 16 Ulu, Kecamatan Plaju, Palembang.

Menurut dr. Agus Marsyal manajer Layanan Kesehatan Cuma-cuma DSIM, donor darah ini diadakan salah satu bentuk pengabdian Dompet Dhuafa yang telah berumur 18 tahun dan dipilih 18 kota sesuai dengan usia yang telah dilalui Dompet Dhuafa.

Ada dua dokter, tiga perawat dari Palang Merah Indonesia (PMI), dua apoteker, serta staf  dan relawan DSIM yang ikut berpartisipasi.

Hingga akhir kegiatan, sebanyak 16 orang yang mendonorkan darahnya. Jumlah ini cukup lumayan, mengingat kegiatan dilaksanakan pada jam kerja. Sedangkan acara berlangsung di kawasan rumah penduduk, belum lagi pendonor yang mengundurkan diri karena tekanan darah rendah atau alasan takut.

“Banyak yang tidak berani,” ujar Euis ketika ditanya petugas PMI tentang peserta yang mau menjadi pendonor. Padahal selain menambah stok darah bagi yang membutuhkan, kegiatan ini juga bermanfaat bagi si pendonor dari segi kesehatan.

 

Antusias berobat

Di Palembang, kegiatan donor darah yang dipersiapkan untuk 50 orang digandeng dengan pengobatan gratis untuk 100 orang dhuafa, serta pembagian makanan tambahan untuk 30 orang balita.

 

Untuk pengobatan gratis, antusiasme warga cukup tinggi, melebihi jatah 100 kupon yang disiapkan sebelumnya. Penyebabnya, karena pertama kali dilaksanakan di daerah ini. Jadi peserta yang hanya mendapat satu kupon, ternyata mengajak serta anggota keluarganya yang lain.

Alhamdulillah, kebetulan ada berobat gratis niy, jadi aku dak jauh-jauh keluar lorong,” ujar Holma (60) salah seorang peserta kesehatan.

Sebuah peringatan hari lahir jangan hanya berisi euforia sesaat, akan lebih bermanfaat jika kita bisa berbagi dengan masyarakat. (Nbt/ KJ-05)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter