Kewibawaan bangsa yang seakan tak jelas lagi bentuknya, terutama terhadap kekuatan modal dari luar, membuat kita semua terhenyak. Sebegitu lemahkah kita dalam menegakkan kepala? Bahwa seharusnya semua sumber daya yang kita miliki ini adalah sepenuhnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat? Namun sekarang, hampir seluruh sektor telah mengalami privatisasi. Semua telah diserahkan kepada mekanisme pasar.
Sedangkan pemerintah yang memilih menjadi regulator, semakin terpangkas peranannya.
Hal itulah yang mendasari munculnya gerakan Indonesia Berdaya. Gerakan yang didukung oleh banyak tokoh publik dari berbagai kalangan, mulai dari ustadz, motivator, pengusaha hingga kalangan artis ini, mulai mensosialisasikan keberadaannya melalui roadshow ke 14 kota besar yang ada di Indonesia. Dompet Dhuafa menjadi mitra dalam penyelenggaran di daerah-daerah.
Kota Palembang menjadi tempat penyelenggaraan pertama di Pulau Sumatera. Bertempat di Masjid Agung Palembang, Sabtu (9/11) roadshow yang bertajuk Memburu Investasi Abadi, Memburu Keberlimpahan ini mendatangkan Endy J Kurniawan (penulis buku best seller Think Dinnar) dan Peggy Melati Sukma (Artis).
Endy mengungkapkan gerakan ini bermula dari kepedulian kepada pengusaha kecil menengah di Indonesia serta semakin banyak kepemilikan kekayaan alam Indonesia oleh pihak asing.
Kemanfaatan yang ingin dituju yaitu seperti lahan-lahan yang di Indonesia yang harus diselamatkan dari serangan asing, memberdayakan masyarakat di seputar aset, anak-anak yatim yang tersantuni secara terus menerus, menjadi amal jariyah bagi selutuh donatur pegiat dan pendukung gerakan Indonesia Berdaya serta dalam jangka panjang menjadi bagian dari ketahanan ekonomi nasional.
“Jadi di sini kita jualan optimisme, agar Indonesia bisa berjaya di negerinya sendiri, bukan justru sebaliknya menjadi TKI di negeri sendiri,” tambahnya.
Dijelaskan Peggy kalau Palembang menjadi salah satu kota besar yang dikunjungi untuk mengajak masyarakat dalam kebersamaan dan kebermanfaatan untuk Indonesia.
“Kita pasti prihatin melihat kondisi Indonesia yang setiap hari dipenuhi dengan pemberitaan korupsi dan korupsi, serta pemberitaan ekonomi yang tidak stabil serta banyaknya korban dari TKI di luar negeri sana,” kata Peggy.
Sebenarnya kita bisa melakukan perubahan dengan cara bersatu antar lintas profesi. Seperti Indonesia Berdaya sekarang yang didukung oleh berbagai kalangan profesi, mulai dari ustadz, penulis, motivator, selebritis, penyanyi, pengusaha dan lainnya. “Di antaranya ada Ustadz Yusuf Mansyur, Ustadz Feliz Siaw, Ipho Santosa, Tauku Wisnu, Habiburahman El Shirazy dan lainnya,” ungkap Peggy.
“Di sini tidak ada satupun yang ditonjolkan, semuanya menjadi satu dalam Indonesia Berdaya,” jelasnya. Sedangkan untuk penggalangan dana, Dompet Dhuafa ditunjuk untuk melakukannya. Mengingat Dompet Dhuafa sendiri sudah sangat profesional dan terpercaya, jadi perlahan namun pasti kita akan merebut satu per satu aset negeri ini yang sudah dikuasai asing.
Dalam acara talk show tersebut akhirnya terkumpul sedekah dari jamaah Palembang yakni sumbangan lahan total 240 meter per segi, 1 meternya Rp55 ribu.
Kartini Head of Fundraising Community Dompet Dhuafa Sumsel mengungkapkan di sela-sela acara bahwa aksi terdekat yang akan dilakukan adalah penggalangan dana untuk membeli lahan di daerah Subang. “Kita butuh dana sebesar Rp30 Milyar untuk membeli lahan milik boga tani yg produktif d tanami sayuran dan buah meter persegi,” terang Kartini. Sekarang Korea dan Taiwan sudah tertarik untuk membeli tanah tersebut.
“Jelas, kita tak sekedar asal beli trus ditelantarkan. Tapi nantinya tanah akan dikelola dan diserahkan ke masyarakat sekitar. DD hanya memfasilitasi, nantinya hasil perkebunan itu selain dijual juga untuk mencukupi kebutuhan masayarakat setempat. Total luas tanah yg akan dibeli di daerah Subang itu 60 Hektar”, ungkapnya
Masayarakat bisa berpartisipasi dan berinvestasi dalam bentuk wakaf, yakni dengan membeli voucher wakaf senilai Rp55 ribu per meter persegi tanah. (KJ-04)