Zakat dan Kesimbangan

Taufik Hidayat, ST (Direktur DSIM)

—–

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

(QS. Al Hujuraat [49] : 13)

Membaca ayat Al-Quran di atas saya teringat dengan kisah Rasulullah saw  dan para sahabat. Suatu ketika Rasulullah sedang duduk bersama beberapa orang sahabatnya. Kemudian datanglah seseorang lewat di depan mereka. Orang ini berpenampilan perlente, rapi, berpakaian ala bangsawan. Nabi bertanya kepada para sahabat,”Bagaimana pendapat kalian mengenai orang ini (orang yang lewat tadi).”

Para sahabat menjawab,”Ya Rasulullah, dia termasuk orang kaya dan mulia. Demi Allah, jika dia melamar seorang wanita, lamarannya pasti diterima. Jika dia melindungi seseorang, pasti lindungannya disetujui. Jika dia berbicara, pasti orang pada mendengarkan.” Mendengar jawaban para sahabat, Nabi hanya terdiam.

Tidak lama kemudian , datang lagi seseorang lewat di depan mereka. Orang ini berpenampilan kumuh, lusuh, dekil dan berpenampilan seperti gembel. Rasulullah bertanya lagi mengenai orang itu,” Sekarang pendapat kalian bagaimana mengenai orang ini.” Mereka menjawab,”Ya rasulullah, dia seorang yang miskin. Jika dia melamar seorang wanita, pasti lamarannya akan ditolak. Jika dia mengusulkan sesuatu, pasti tidak diterima. Jika dia berbicara, pasti tidak akan ada orang yang mau mendengarkannya.”

Rasulullah bersabda,”Apabila seluruh dunia dipenuhi oleh orang seperti yang pertama tadi, maka orang yang kedua tadi lebih baik dari mereka semua.”

* * *

Saya hanya ingin mengulas tentang bagaimana standar dari manusia sesungguhnya. Orang pertama sukses mendapat nilai besar karena penampilan fisiknya cukup meyakinkan dan itulah sekarang terbanyak penilaian manusia. Orang kedua mendapat penilaian buruk dari para sahabat karena penampilan fisiknya tidak meyakinkan walaupun sesungguhnya ia menyimpan potensi yang sangat besar. Disinilah sesungguhnya peran sebuah lembaga zakat yang sebenarnya yaitu memunculkan potensi dari para dhuafa.

Pandangan terhadap orang pertama tadi sesungguhnyalah akan membuat kemiskinan semakin terstruktur. Bagaimana tidak, orang miskin tidak akan pernah bisa menampilkan fisiknya secara perlente sehingga orang bisa tertarik untuk bekerja sama dan memberikan peluang ekonomi yang lebih besar. Para dhuafa tidak memiliki akses kepada pusat kekuasaan atau kepada pengambil keputusan sehingga jalan bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan semakin tertutup, gelap dan tak berujung. Modal hanya akan berputar pada kelompok orang kaya.  Bagaimana kaum dhuafa akan meningkatkan penghasilan dengan merubah penampilan kalau untuk makan satu hari saja sudah susah? Dan kecenderungan sosial manusia akan berkelompok dengan orang yang memiliki kesamaan.

Jadilah  orang kaya mengelompok dengan orang kaya dan orang miskin mengelompok dengan orang miskin. Terjadilah dua kutub yang berbeda. Dua perbedaan ini perlu dijembatani sehingga terjadi keseimbangan. Kelompok orang kaya sesungguhnya banyak yang ingin berbuat kebaikan tetapi tidak memiliki akses kepada kelompok dhuafa, dan kelompok dhuafa sangat mengharapkan bantuan dari kelompok kaya tetapi tidak memilik akses kepada mereka.

Karena itu peran lembaga zakat adalah jembatan antara dua kelompok tadi sehingga terjadi keseimbangan kehidupan. Sunnatullah menentukan keseimbangan akan melahirkan harmonisasi dan keindahan. Dominasi satu kelompok akan menyebabkan terjadi kekacauan. Jika  semuanya orang kaya maka akan terjadi egoisme dan kesombongan karena masing-masing sudah merasa tidak saling membutuhkan, sebaliknya juga jika semuanya orang miskin akan terjadi anarkisme  karena kelaparan dan kebodohan. Untuk menjamin dunia ini akan tetap hidup dan indah maka Allah menciptakan mekanisme keseimbangan melalui zakat, infak dan sedekah.

Dengan bantuan dari orang mampu, potensi orang dhuafa bisa dimunculkan walaupun dibalut tampilan fisik yang ala kadarnya. Insya Allah dengan kerjasama antara golongan mampu, golongan dhuafa dan lembaga penyimbang yaitu Lembaga Zakat, hidup ini akan terasa semakin indah dan harmonis. Wallahua’lam bishawab.

Leave a Comment