Gaya hidup dan pola makan tidak sehat berkontribusi besar dalam mempengaruhi munculnya jenis-jenis penyakit baru yang sebelumnya tidak dikenal sama sekali. Kanker, kencing manis, stroke dan sebagainya adalah di antara sekian penyakit tersebut. Pemahaman yang baik tentang karakter penyakit dan mengubah perilaku, menjadi bagian dari upaya preventif yang dapat dilakukan untuk terhindar dari penyakit tersebut.
Terkait dengan hal itu, Klinik Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumatera Selatan pada Senin (22/7) menyelenggarakan penyuluhan tentang penyakit Diabetes Mellitus (DM) atau yang lebih dikenal di tengah masyarakat sebagai penyakit kencing manis. Kegiatan penyuluhan tersebut dilaksanakan di lantai II Klinik LKC DD Sumsel, Jl KH Azhari 7 Ulu Palembang.
Bidan Huswatun Hasanah yang ditunjuk untuk menyampaikan penyuluhan mengungkapkan bahwa kencing manis merupakan penyakit serius yang ditandai dengan kondisi dimana tubuh seseorang mengalami gangguan dalam mengendalikan kadar glukosa darah. “Akibatnya, kadar glukosa darah meningkat (hiperglikemia) secara berkepanjangan (kronik)”, terangnya.
Huswatun menyampaikan bahwa, Diabetes Mellitus terjadi karena kekurangan jumlah hormon insulin atau kurang sempurnanya kerja insulin, yaitu hormon yang bertugas membawa glukosa (gula) darah ke dalam sel untuk pembentukan energi.
“Dalam keadaan sehat, tubuh kita akan menyerap glukosa dalam jumlah yang tepat dari makanan, kemudian menyimpan sisanya. Glukosa tersebut diperlukan tubuh sebagai bahan bakar. Glukosa yang diserap dari makanan akan diangkut ke seluruh tubuh melalui aliran darah, kemudian diberikan ke sel-sel organ tubuh yang memerlukan dengan bantuan insulin (hormon yang dihasilkan oleh pankreas)”ungkapnya.
Bila jumlah glukosa berlebih, maka insulin membantu menyimpan kelebihan glukosa tersebut di dalam organ hati dan otot (dalam bentuk glikogen), atau diubah menjadi trigliserida yang disimpan di dalam jaringan penyimpan lemak (adiposa).
“Nah pada penderita DM, kerja insulin ini terganggu. Akibatnya glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel tetapi berada dalam pembuluh darah sehingga konsentrasi glukosa di dalam darah akan meningkat. Glukosa di dalam darah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai masalah yang disebut komplikasi diabetes”, tambah Huswatun.
Selanjutnya, relawan yang sering dilibatkan dalam berbagai kegiatan LKC ini mengungkapkan, bahwa ada beberapa gejala yang menandai munculnya penyakit DM. “Cirinya seperti terus merasa haus, mudah merasa lapar, rasanya ingin buang air kecil terus”, ujarnya.
Gejala lain yang tampak misalnya,
- Kehilangan berat badan yang tidak jelas penyebabnya
- Kesemutan/mati rasa pada ujung saraf di telapak tangan dan kaki
- Cepat lelah dan lemah
- Mengalami gangguan penglihatan secara tiba-tiba
- Apabila terjadi luka/tergores, penyembuhannya lambat
- Mudah terkena infeksi terutama pada kulit
Lantas siapa saja yang beresiko terkena penyakit DM ini? “Biasanya yang rentan terkena DM ini adalah mereka yang berada di atas usia 45 tahun. Atau mereka yang berusia muda namun memiliki kelebihan berat badan atau obesitas”, ungkapnya. Faktor pemicu lain, faktor keturunan jika orangtuanya punya riwayat DM, kurang bergerak dan kadar kolestrol tinggi.
Orang dengan DM ini tidak mampu mengontrol kadar glukosa dalam darahnya, sehingga penyakit DM ini bisa memicu munculnya penyakit yang lain atau sering disebut sebagai komplikasi DM. Seperti kebutaan, stroke, jantung koroner, ginjal kronik serta luka yang susah sembuh.
“Dengan pengelolaandiabetes yang baik dan pola hidup sehat bisa mencegah dan menghambat munculnya penyakit komplikasi DM ini. Terdapat empat hal utama yang dapat dilakukan untuk mengendalikan kadar gula darah, yakni mengikuti pola makan sehat, meningkatkan kegiatan jasmani/aktivitas fisik, pengobatan yang sesuai serta melakukan pemantauan melalui pemeriksaan secara berkala”, sampai Huswatun.
Penyuluhan DM ini dihadiri oleh sekitar empat puluhan warga yang tinggal di sekitar klinik. Dan menjadi program rutin yang berada dalam program promosi kesehatan LKC DD Sumsel. (KJ-04/*)