Setelah melewati proses perkuliahan tatap muka selama 5 pekan, kemudian dilanjutkan dengan proyek sosial dan observasi di kelas masing-masing. Kini saatnya bagi peserta program School of Master Teacher (SMT) untuk mengikuti rangkaian tes dan ujian sebagai tahapan akhir program pelatihan guru untuk angkatan pertama di Sumatera Selatan.
Tes kali ini adalah tes sumatif, dan diikuti oleh seluruh 24 peserta SMT. Tes tersebut dilaksanakan pada Ahad (17/04) bertempat di gedung Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel. Meski dilaksanakan di hari libur, seluruh peserta menampakkan keseriusan dalam mengikuti tes sumatif ini.
Andiwijaya selaku fasilitator program SMT menjelaskan, “Tes sumatif ini ditujukan untuk melihat sejauh mana pemahaman guru-guru peserta program SMT dalam memahami teori selama perkuliahan”. Ia juga menjelaskan, tes ini juga dilakukan secara nasional dengan waktu yang berbeda-beda.
Untuk materi tes sumatif sendiri berisi komponen materi selama perkuliahan dengan komposisi terbanyak berkaitan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). “RPP ini dijadikan objek tes sumatif karena rangkuman dari seluruh proses guru mengajar ada di RPP, dengan ini kita akan mengetahui tingkat kreatifitas guru dalam menyampaikan materi di kelas,” jelasnya.
Soal tes terdiri dari 10 soal yang berisi uraian kasus seputar dinamika mengajar dalam kelas. Peserta diminta menjawab seputar permasalahan dan kendala mengajar di kelas. Hal ini menguji tingkat keseriusan dan pilihan solusinya.
Salah seorang peserta tes Metha Ariesta, yang juga seorang guru pengajar di SDN 140 Palembang ini mengaku soal-soal yang diberikan cukup menantang daya kreatifitasnya dalam mencari cara untuk mengefektifkan proses pembelajaran dalam kelas.
“Walaupun soalnya hanya 10, tapi jawabannya berurai,” terang guru yang juga menjadi wali kelas siswa kelas 3 di sekolahnya tersebut.
“Ada beberapa soal yang dulu ketika sebelum mengikuti program SMT saya merasa kesulitan mencari jawaban. Tapi sekarang setelah mengikuti beberapa materi saya dapat menemukan jawaban atas kendala tersebut,” imbuh Metha.
Dilanjutkan Metha, salah satu soal yang menantang terkait RPP yang salah, lalu peserta diminta untuk memperbaikinya. “Perbaikan RPP ini dapat diselesaikan guru jika menggunakan pendekatan yang lebih kreatif dan inovatif,” tukasnya.
Agenda SMT selanjutnya, adalah ujian PTK (Penelitian Tindakan Kelas), yakni semacam ujian skripsi mahasiswa dan rencananya akan dihelat pada tanggal 22-24 April 2016 mendatang. Kedua tes ini akan menjadi pelengkap dalam pemberian penilaian menyeluruh kepada para guru peserta SMT, sebelum wisuda akbar yang akan dilaksanakan akhir April nanti. (Wan/KJ-04)