Tim Program Kesehatan DD Sumsel Paparkan Hasil Pemeriksaan Kesehatan Siswa

Rizki Asmuni dari DD Sumsel tengah menyampaikan hasil screening yang dilakukan di 7 sekolah bulan Februari lalu.

Rizki Asmuni dari DD Sumsel tengah menyampaikan hasil screening yang dilakukan di 7 sekolah bulan Februari lalu.

Setelah menjalani agenda pemeriksaan kesehatan sepanjang Februari 2016 lalu, Selasa (15/03) tim program kesehatan Dompet Dhuafa (DD) Sumsel menyajikan hasil dan kesimpulan selama pemeriksaan kesehatan yang melibatkan 2.281 siswa tersebut.

Sajian kesimpulan selama kegiatan program Anak Indonesai Sehat (AIS) tersebur dirangkai dalam seminar kesehatan bertempat di Aula Disdikpora Kota Palembang.

Rizki Asmuni, SKM selaku Kepala Divisi Program Kesehatan dan penanggung jawab program AIS menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak yang terlibat selama kegiatan di setiap pekan tersebut.

“Kami ucapkan terima kasih atas kerjasama kepada banyak pihak. Di antaranya dokter gigi yang tergabung dalam Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Palembang. Mereka telah menerjunkan 113 dokter gigi selama kegiatan. Lalu dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Palembang dengan 21 dokter anak, serta dari tim analis kesehatan dan relawan pendamping Sekolah Sehat masing-masing terdiri dari 50 dan 77 orang”, terang Rizki.

Untuk hasil pemeriksaan gigi, dijelaskan Rizki secara umum ada 76% siswa dengan kasus karies atau gigi berlubang dari total populasi anak yang diperiksa. “Prosentase kasus karies tertinggi pada SD Sentosa dengan 83% siswa dari total sampel sebanyak 86 siswa. Sementara terendah di SD 158 dengan 72% dari 323 siswa,” paparnya.

Dilanjutkan Rizki, dengan tingginya tingkat karies gigi pada anak-anak ini akan ditindak lanjuti oleh tim program kesehatan dengan bentuk edukasi siswa bekerjasama dengan orang tua sebagai pemantau kesehatan gigi anak di rumah.

Hasil pemeriksaan ini dapat menjadi dasar pegangan bagi tim program AIS DD Sumsel untuk rangkaian kegiatan ke depannya hingga akhir tahun mendatang. Hal ini mengingat fokus kerja tim berbasiskan sekolah dan angka lebih dua ribu siswa sebagai penerima manfaat dirasa cukup untuk menjadi acuan program.

Ada tujuh sekolah yang dilibatkan dalam program tersebut adalah MI Tarbiyah, SD Muhammadiyah 1, SD Muhammadiyah 2, SD Sentosa, SD IT Mush’ab bin Umair, SDN 80 dan SDN 158

Screening Kecacingan

Sementara pada hasil pemeriksaan kecacingan terdapat 16 siswa terjangkit kecacingan dari siswa keseluruhan. Dengan siswa terbanyak di SDN 80 sebanyak 9 orang. Pada pemeriksaan tinggi dan berat badan secara umum didominasi dengan berat dan tinggi badan serta gizi normal. Namun ada sebagian kecil siswa dengan berat badan berlebih dan yang kekurangn berat badan hingga sangat kurus.

Menanggapi temuan siswa dengan berat badan kurang, Rizki mengatakan akan diintervensi oleh tim program AIS. “Kami akan adakan kunjungan ke rumah bagi siswa dengan gizi kurang dan berlebih, untuk yang kekurangan gizi kita akan berikan makanan tambahan untuk meningkatkan berat badan, sementara untuk yang berat badan berlebih kami akan pandu dengan edukasi pola makan sehat,” jelas Rizki.

Program Anak Indonesia Sehat yang menyasar sekolah menjadi objek perhatian bagi tim program AIS DD Sumsel karena berdasarkan derajat kesehatan, salah satu faktor pengaruh cukup tinggi adalah lingkungan dengan 45% mempengaruhi, termasuk juga lingkungan sekolah, karena sebagian waktu anak-anak dihabiskan di sekolah.

Di akhir paparannya, Rizki mengajak kepada seluruh sekolah untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekolah. Seperti menyediakan tempat cuci tangan bagi siswa, menyesuaikan jumlah kamar kecil dengan jumlah siswa dan menjaga kualitas jajanan siswa dalam bentuk kantin sekolah sehat.

Selain itu juga ia menyampaikan kelanjutan dari program AIS untuk bulan April mendatang, “Sebagai kelanjutan program, akan dilakukan pelatihan dokter kecil di bulan April sebagai pengawal program kesehatan di setiap sekolah,” tutupnya. (Wan/KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter