Tim Medis Dompet Dhuafa Hampiri Penyintas di Bukit Pengungsian Way Muli dan Kunjir, Lampung


.
Melewati perkebunan dan semak-semak belukar, Tim Medis Dompet Dhuafa tak menyerah mendaki bukit Way Muli, untuk menghampiri penyintas yang bertahan di pondok-pondok kebun masing-masing.
.
Tadinya rumah-rumah mereka ada di pinggir pantai, karena dilanda tsunami Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018), rumah mereka hancur tak tersisa. Untung nyawa masih di badan, ia masih bisa menyelamatkan diri ke atas bukit Way Muli.
.
Begitupun warga di Desa Kunjir, masyarakat di Desa Kunjir banyak yang mengungsi diatas bukit-bukit di belakang desa yang berjarak kurang lebih 1 kilometer dari lokasi bencana.
.
Banyak yang terluka saat melarikan diri, karena mereka kaget dengan bencana yang datang tiba-tiba. Untuk turunpun banyak masyarakat yang masih trauma sehingga memilih menetap di pengungsian.
.
Mendapat informasi banyak penyintas yang terluka dan trauma yang tidak bisa berobat ke Pos Medis yang dibuka Dompet Dhuafa di Desa Way Muli maupun Kunjir, tim berusaha menjangkau mereka dengan mengahmpiri penyintas ke lokasi mereka mengungsi meski harus melalui track tanah liat khas daerah perbukitan.
.
Beberapa penyintas yang berhasil tim temui adalah Ahmad Yusuf, 22 tahun; Supriani, 17 tahun dan Syahrul Gunawan, 15 tahun, sedang terbaring di pondok bukit Way Muli. Ketiganya kakak beradik yang menjadi saksi keganasan tsunami itu. Kaki Ahmad Yusuf terluka lebar dan sudah infeksi, sedangkan Supriani dan Syahrul Gunawan hanya mendapatkan luka kecil dan goresan.
.
“Di saat tsunami datang menerjang rumah kami, saya sudah lari keluar. Tetapi ingat adik, saya kembali ke dalam untuk menyelamatkan dua adik saya. Nah saya tarik keduanya keluar dari himpitan kayu-kayu dinding rumah yang menghimpitnya,” kisah Ahmad Yusuf kepada KBK yang menghampirinya.
.
Dokter Haswan memembersihkan luka Ahmad Yusuf dan 2 adiknya. Yang luka terbuka diberi perban dan yang tidak terbuka diberikan salep. Dokter juga meninggalkan obat minum, untuk membantu kesembuhan 3 bersaudara ini.
.
Usai dari rumah Ahmad Yusuf, dr. Haswan melanjutkan perjalanan menggapai rumah Masjari, 30 tahun yang tidak jauh dari rumah Yusuf bersaudara ini. Di rumah Masjari yang terluka adalah isterinya Sumiati, 24, yang terkena luka mengaga di tangan dan di kakinya. Luka itu sudah infeksi. Ia meringis kesakitan ketika lukanya dibersihkan dokter dan diberi obat. Sementara anaknya Kasbah,6, terus menangis karena luka gores yang banyak mentatto kakinya.
.
Ketika kejadian, pengakuan Masjari, ia sedang di laut agak berjarak dari rumahnya. Ia sedang mencari cumi. Untung ia selamat, meskipun dihanyutkan ombak besar yang datang tiba-tiba. Sementara isteri dan anaknya yang sedang berada di rumah diselamatkan oleh mertua Masjari.
.
Untuk kesembuhan isteri dan anaknya — yang kedua-duanya tidak bisa berjalan– dr. Haswan dari Dompet Dhuafa berjanji akan selalu membesuk dan merawat luka itu selama Pos Kesehatan Dompet Dhuafa masih dibuka di Way Muli.

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter