.
Hujan dengan intensitas tinggi pada Sabtu (16/3/2019), sejak pukul 18.00 WIT, mengakibatkan bencana alam Banjir Bandang sekitar pukul 21.30 WIT. Kejadian tersebut menerjang sembilan Kecamatan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua.
Hingga Minggu (17/3/2019, tercatat sebanyak 78 orang meninggal dunia dan 21 orang luka-luka akibat banjir bandang tersebut. Selain itu juga merusak jembatan Doyo dan Kali Ular, merendam ratusan rumah juga menghanyutkan puluhan kendaraan. Bahkan satu pesawat jenis Twin Otter dan helikopter di Lapangan Terbang Adventis Doyo Sentani, turut hanyut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan dalam rilisnya bahwa dampak kerusakan masih akan bertambah. Karena pendataan masih terus dilakukan dan Tim SAR gabungan belum menjangkau semua daerah terdampak banjir.
“Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, SKPD, PMI dan relawan melakukan penanganan darurat. Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban masih dilakukan di daerah terdampak. Posko didirikan untuk memudahkan koordinasi. Sebagian bantuan disalurkan kepada masyarakat terdampak,” jelas Sutopo.
Berdasarkan informasi tim Respon Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa, Adi Malo, yang telah berada di lokasi bencana, terus melakukan koordinasi dengan posko penanggulangan darurat pusat, aktivitas SAR, juga pengadaan bantuan darurat bersama para relawan dan juga menyiagakan satu unit mobil Ambulance.
“Hujan mereda dan banjir telah surut. Tetapi meninggalkan lumpur dan puing. Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan di daerah terdampak. Kebutuhan darurat bagi penyintas yakni makanan siap saji, selimut, terpal, juga hygiene kit, banyak dicari pengungsi” jelas Adi Malo, melalui pesan singkat pada Senin (18/3/2019).