JAKARTA – Setelah mendapatkan laporan terkait kondisi kesehatan pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh, Dompet Dhuafa kembali menyiapkan respon lanjutan yang akan bergulir jangka panjang di camp pengungsian tersebut. Bahkan dalam catatan perjalanan relawan kemanusiaan dr. Ochie (Rosita Rivai), menyebutkan bahwa banyak pengungsi golongan rentan yang perlu mendapatkan pendampingan serius terkait kesehatan. Khususnya bagi ibu hamil, anak-anak, maupun lansia.
Seperti salah satunya Hunida yang tengah hamil dan anak-anaknya, perlu mendapatkan pendampingan terkait kesehatannya. Ibu empat anak tersebut melarikan diri dari kampung halamannya pada saat usia kehamilan empat bulan, yang masih dalam kategori rawan dan rentan.
Melanjutkan respon terhadap pengungsi Rohingya, dan menyampaikan amanah para donatur yang telah bergerak bersama menggalang kepedulian untuk #SaveRohingya, Dompet Dhuafa akan membangun Mobile Klinik (Gigi, Bersalin dan Umum) dan menerjunkan Mobile Medical Response Vehicle di kawasan pengungsian Rohingya di Cox’s Bazar, Bangladesh.
“Dalam waktu dekat Dompet Dhuafa akan memperkuat pendampingan kesehatan untuk pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar melalui Mobile Klinik dan Mobile MRV. Karena pelayanan terkait kesehatan untuk pengungsi menjadi semacam kebutuhan pokok di sana. Mengingat Cox’s Bazar, Bangladesh, adalah pengungsian terbesar di dunia menurut data World Health Organization (WHO), dengan jumlah pengungsi lebih dari 400 ribu warga Rohingya yang tersebar di 68 camp, sepanjang perbatasan Bangladesh dengan Myanmar,” ungkap Benny, selaku GM Program Dompet Dhuafa Filantropi, seusai memimpin rapat strategis terkait program tersebut.
Dompet Dhuafa terus mengajak masyarakat Indonesia untuk bersimpati dan membantu ringankan beban saudara kita di Myanmar melalui rekening DD Sumsel:
Mandiri 113000.765.3474
an. Yayasan Dompet Dhuafa Republika
#Tambahkan angka 10 di donasi Anda, contoh Rp. 100.010,-
Donasi online: www.ddsumsel.org/donasi
Informari dan Konfirmasi:
Telp: 0711 814 234
WA : 0811 7811 440
Rohingya menanti kesadaran manusia di bumi untuk mengakui dan menerimanya. Rohingya, etnis yang paling teraniaya di bumi, menunggu bantuan kita yang lebih berdaya untuk menyuarakan hak-haknya. Mari bersimpati dan membantu ringankan beban mereka, karena mereka keluarga kita. We Stand For Rohingya!
Sumber: kbknews.id