TB Center hadir di LKC DD Sumsel

Pada tahun 1993, Bank Dunia melaporkan bahwa TB merupakan pembunuh utama dibandingkan penyakit infeksi lainnya, seperti malaria, diare, ISPA, dll. Bahkan TB merupakan penyebab kematian utama pada wanita, lebih tinggi dibandingkan penyebab kematian maternal.

Meskipun telah terjadi kemajuan yang sangat berarti dalam upaya penanggulangan pasien TB, salah satunya dengan ditemukannya obat-obatan TB, namun hingga saat ini penyakit TB masih menjadi masalah kesehatan masyarakat hampir di mana-mana. Di negara maju, penyebabnya timbul penyakit baru yaitu HIV/AIDS – di mana infeksi TB sudah pasti ditemukan pada sebagian besar pengidap HIV/ AIDS dan sudah sulit disembuhkan. Sedangkan di negara berkembang, TB masih mennjadi persolan serius terkait dengan kesinambungan persediaan obat.

Kunci utama keberhasilan adalah keyakinan bahwa penderita TB minum semua obatnya sesuai dengan anjuran yang telah ditetapkan. Artinya harus ada seseorang yang ikut mengawasi atau memantau penderita saat dia minum obatnya (PMO). Penelitian menunjukkan pemberian obat anti TB (OAT) dalam jangka pendek dan teratur telah memberikan keberhasilan pengobatan hingga sembuh, mencapai di atas 85%.

Inilah dasar strategi DOTS atau Direct Observed Treatment Short-Course Chemotherapy. Mengingat masih besarnya ancaman TB ini, maka pemerintah Indonesia bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang konsen dengan kesehatan, baik internasional maupun lokal-nasional telah berupaya meredam perkembangan penyakit TB ini.

Dan Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) sebagai lini kesehatan yang berfokus pada kesehatan kaum dhuafa, telah resmi menjadi mitra dalam penanggulangan TB ini. Salah satunya dengan mendirikan TB Center.

Untuk wilayah Sumsel, LKC Dompet Dhuafa Sumsel juga telah mendapat mandat dan dukungan penuh dari LKC Pusat, pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota Palembang.

TB Center merupakan program program LKC DD Sumsel yang menangani penyakit Tuberkulosis untuk peserta maupun masyarakat di sekitarnya. Di TB Center memberikan penanganan penyakit TB dari pemeriksaan, diagnostik dan kontrol oleh dokter, dengan pengobatan secara cuma–cuma.

Selain itu, TB Center juga melakukan tindakan promotif untuk berperilaku hidup sehat dan mencegah terjangkitnya penyakit TB. Di antaranya, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk pasien TB, Pelatihan dan Penyuluhan kesehatan untuk pasien, keluarga pasien, PMO (Pengawas minum obat) dan masyarakat umum serta melakukan pencatatan dan pelaporan.

Mitra kerja LKC dalam program ini antara lain : Subsidi P2TB Kementrian Kesehatan RI dalam program Ekspansi DOTS TB NGO tahun 2006 – sekarang Global Fund Sreening Aids Tuberkulosis dan Malaria (GT – ATM) tahun 2006 – sekarang FHI (Family Healt International). (*/KJ-04) 

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter