Studi Kasus Penilaian Tindakan Kelas Pada Observasi II di MI Al Ikhlasiyah

04 04 -- Berita SMT Observasi MI Ikhlasiyah By Desty

Anak Kelas IV MI Al Ikhlasiyah tengah praktek shalat Idul Fitri pada kesempatan obervasi tahap II SMT Palembang.

Oleh: Desty Rina Purnamasari

(Fasilitator Program School of Master Teacher (SMT) Palembang Angkatan V)

Desty

Desty Rina Purnamasari (Foto: Okezone.com)

Keterbatasan ide sering kali dialami oleh para guru dalam menyampaikan pelajarannya, termasuk guru mata pelajaran agama. Bukan hanya guru di sekolah umum, tapi juga sering dialami oleh guru-guru yang mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Apalagi bagi mereka yang mengajar di kelas tinggi. Karena, biasanya kelas tinggi di MI berfokus pada hafalan dan praktek. Saat beberapa siswa diminta untuk praktek shalat dan mengulangi hafalan surat Al-Quran, maka yang terjadi pada sebagian siswa lainnya adalah kekosongan karena tidak mendapatakan giliran.

Kekosongan aktifitas siswa ini tentunya akan mengganggu aktifitas praktek yang sedang berlangsung. Menjadi lebih buruk lagi jika jumlah siswa di kelas yang tergolong banyak. Karakter anak-anak yang tidak bisa diam akan berujung pada keributan dalam kelas dan semakin membuat suasana kelas tidak nyaman.

Ketidaknyamanan ini akan diperparah lagi jika keributan tidak dapat diatasi oleh guru. Bisa menjurus kepada pertengkaran di luar materi pembelajaran. Ini tentu saja harus dihindari, karena selain akan menhabiskan waktu saja hanya untuk mengatur ketertiban siswa di dalam kelas, juga akan menyita waktu efektif belajar yang seharusnya digunakan sebagai penyamapaian materi sesuai alokasi waktu.

Hal seperti itulah yang dirasakan dalam keseharian oleh Supriadi yang mengajar di kelas 4 MI Al Ikhlasiyah Kertapati. Ia merupakan salah seorang guru peserta program School of Master Teacher (SMT) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel.

Dalam kesempatan observasi tahap 2 yang dilakukan pada Senin (4/4), ia tengah mengajar mengenai Shalat Idul Fitri mata pelajaran Fikih. Sesuai kurikulum yang dipakai dalam pembelajaran masih menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Pada observasi kali ini ia membuat strategi pembelajaran sebagai solusi atas permasalahan keributan siswa yang ia rasakan pada observasi sebelumnya. Solusi yang dilakukan Pak Supriadi cukup sederhana, bahkan mungkin sering kali menjadi bahan pembicaraan terutama untuk sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 (K 13).

Supriadi mencoba mengombinasikan antara strategi pembelajaran dengan evaluasi pembelajaran. Untuk strategi pembelajaran dipakai metode cooperative learning atau belajar secara bekerjasama dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan yaitu penilaian antar siswa.

Dengan metode penilaian antar siswa saat praktek materi sholat Idul Fitri ternyata mampu mengatasi permasalahan sebelumnya. Guru tidak terlalu repot untuk mengatasi keributan siswa karena masing-masing siswa mendapatkan tugas untuk menilai temannya yang sedang melakukan praktek sholat secara berkelompok.

Tak hanya itu, guru juga terbantu secara penilaian bahkan siswa yang sedang praktek shalat pun lebih terlihat serius karena yang menilai mereka adalah temannya sendiri. Selain itu, dengan metode ini juga dapat mengefektifkan waktu sehingga alokasinya cukup dengan materi yang dipraktekkan.

Berdasarkan observasi tahap 1 dan tahap 2, saya menilai Supriyadi sedang menjalankan siklus Penilaian Tindakan Kelas (PTK) yang fokus pada pencarian solusi atas permasalah dan kebuntuan saat mengajar di waktu sebelumnya.

Apa yang dilakukan oleh Supriadi pada observasi kedua ini adalah bagian dari pemecahan masalah yang sempat ditemui pada observasi pertama. Ia berdiskusi dengan saya dan juga tim fasilitator SMT lainnya dan berusaha mencari solusi. Sepertinya, solusi yang ia dapat dari diskusi, coba diterapkan pada kesempatan observasi kedua dan berhasil.

PTK sangat penting bagi guru karena bukan hanya sekedar meneliti saja. PTK juga sebenarnya menyelesaikan permasalahan yang ada di kelas dan tentunya akan berujung pada kebaikan pada proses pembelajaran itu sendiri. (*/KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter