Suci, Najwa dan Syifa – ketiganya murid SD Muhammadiyah, bersama teman-teman satu sekolahnya yang lain, sudah berkerumun mengelilingi petugas dari Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel, Sabtu (27/02/2016) lalu.
Petugas yang tak lain merupakan kakak pendamping sekolah sehat tersebut, mengatur antrian Suci dkk sebelum dilakukan pengukuran berat dan tinggi badan pada kesempatan kegiatan Anak Indonesia Sehat (AIS) LKC DD Sumsel di bulan Februari.
Pekan terakhir ini, rangkaian pemeriksaan kesehatan, dilaksanakan di sekolah mereka yang berlokasi di daerah 3/4 Ulu Palembang.
Setelah dilakukan pengukuran berat dan tinggi badan, mereka kemudian diperiksa satu-satu giginya. Tak hanya relawan pendamping program Sekolah Sehat, dalam kegiatan yang sama, juga turut berpartisipasi 24 orang dokter gigi yang tergabung di Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Palembang.
Ekspresi beragam nampak dari raut wajah siswa ketika pemeriksaan gigi. Ada yang tampak gelisah, takut bertemu dokter. Namun juga, tak sedikit yang dengan berani menghampiri dokter gigi.
Temuan umum seusai pemeriksaan kesehatan gigi, masih banyak kerusakan pada gigi siswa dengan kondisi gigi berlubang. Hal ini disebabkan konsumsi makanan manis terutama permen yang tingkat konsumsinya tinggi pada jajanan siswa SD.
“Pengaruh jajanan manis yang tinggi serta tidak diimbangi dengan perawatan gigi di rumah seperti rutin menggosok gigi, berkumur setelah makan, menjadi faktor kerusakan gigi pada anak,” ujar drg. Dedi H. Sinaga, salah seorang dokter gigi yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Ia juga menambahkan, bahwa edukasi kesehatan gigi dari orang tua sangat penting dalam menjaga kesehatan gigi anak. Sehingga pertumbuhan gigi, mulai dari gigi susu hingga permanen dapat tumbuh rapih dan tidak bertumpuk.
Sementara itu, di ruangan lain berlangsung pula pengecekan golongan darah yang diperuntukkan bagi siswa SD kelas 4, 5 dan 6. Pengecekan ini dimaksudkan agar sejak kecil, siswa sudah mengetahui golongan darah mereka. Pengecekan ini pun dibantu oleh 22 orang relawan yang berasal dari Politeknik Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan.
Beberapa siswa mengaku sangat senang setelah mengetahui golongan darah mereka. Apalagi seusai kegiatan, mereka dibagikan kartu penanda golongan darah. “Senang kak, biso tahu golongan darah”, ujar Charli siwa dari Kelas IV.
Sementara itu, dukungan dan ucapan terima kasih juga disampaikan Ibu Yuliana selaku Kepala Sekolah SD Muhammadiyah II atas diikutkannya sekolah mereka sebagai salah satu tempat kegiatan. “Kami merasa terbantu karena dengan kegiatan ini kami bisa tahu kerusakan gigi siswa termasuk juga mengetahui golongan darah mereka,” ungkapnya.
Harapan pun disampaikan oleh Kepsek yang sudah 2 tahun ini menjabat agar sekolahnya juga dapat menjadi mitra di setiap kegiatan kesehatan Dompet Dhuafa Sumsel. Mengingat sekolah ini juga aktif dalam mengelola kesehatan sekolah dengan adanya ruang Unit Kesehatan Siswa (UKS) dan 5 orang dokter kecil.
Pekan ini menjadi penuntas agenda pemeriksaan kesehatan di bulan Februari 2016 setelah diadakan pada tiga pekan sebelumnya secara berurut dengan total 7 sekolah. Pemeriksaan ini menjadi modal dalam agenda kesehatan berbasis sekolah di beberapa bulan mendatang. Angka total 2252 orang siswa sebagai peserta pemeriksaan kesehatan pun menjadi penguat. (wan/KJ-04)