Sebanyak delapan orang calon guru Sekolah Guru Indonesia (SGI) berhasil melalui seleksi administrasi beberapa waktu yang lalu maka pada Sabtu (15/6) diadakan tahapan seleksi berikutnya berupa diskusi grup dan wawancara. Namun sayang hanya lima orang yang hadir pada kesempatan tersebut. Tiga orang yang kebetulan berasal dari Lampung, tidak memenuhi panggilan test.
Kegiatan seleksi dilakukan di ruang rapat BMT Insan Mulia sejak pukul 09.00 hingga merapat ke pukul 12 siang. Panitia seleksi sendiri langsung dari SGI-DD sedangkan DD Sumsel bertugas memfasilitasi keberlangsungan seleksi. Clara, panitia yang ditunjuk menjadi utusan SGI tersebut ternyata merupakan lulusan SGI Angkatan III asal Palembang yang setelah menjalani tugas mengajar selama satu tahun, ditarik menjadi staf SGI sebagai Marketing Communication SGI.
Materi seleksi sendiri berupa diskusi kelompok (Focus Group Discussion), yang atas arahan panitia pendamping seleksi ditugaskan untuk membuat makalah yang mengangkat permasalahan pendidikan. Berhubung hanya ada lima orang peserta, maka diskusi hanya dibuat dalam satu kelompok saja. Setelah itu para peserta diinterview secara personal oleh Clara.
Yuliani Head of Education DD Sumsel yang turut hadir pada kegiatan seleksi tersebut mengungkapkan bahwa tahun ini merupakan tahun ketiga kesertaan Palembang dalam seleksi SGI ini. “Sebenarnya ini tahun kelima, namun pada tahun keempat kemarin, para peserta yang berasal dari Palembang mendaftar secara mandiri langsung ke SGI melalui internet. Jadi kita tidak bisa memantau, jumlah peserta yang memang berasal dari Palembang yang telah mendaftar. Sedangkan dari tiga angkatan yang resmi melalui DD Sumsel tercatat sudah meluluskan sebanyak sembilan orang”, urai Ani.
Mekanisme pendidikan di SGI ini sendiri cukup unik. Selama empat bulan mereka wajib mengikuti pendidikan, setelah itu selama satu bulan magang. Baru kemudian setelah dinyatakan lulus, mereka akan ditempatkan di daerah-daerah pedalaman dalam wilayah Indonesia selama satu tahun. “Nah, barulah setelah menjalani wajib mengajar selama satu tahun ini, mereka bebas mau mengajar di mana. Namun, setahun terakhir ini muncul pemikiran. Kebanyakan dari mereka yang lulus ini sayang jika tidak diberdayakan sesuai dengan kurikulum yang mereka pelajari. Maka pihak LPI-DD berinisiatif mengadakan semacam job fair bagi lulusan SGI. Sehingga ilmu yang mereka dapatkan selama pendidikan dan tugas mengajar tidak hilang begitu saja,” terang Ani.
Job fair ini bekerja sama dan memiliki link dengan sekolah-sekolah berkualitas yang tersebar di seluruh Indonesia dan juga dibuka sebagai staf di Divisi Pendidikan SGI.
SGI yang berdiri pada 24 Oktober 2009 ini berkomitmen melahirkan guru model yang memiliki kompetensi mengajar, mendidik dan memimpin. Sekolah Guru Indonesia didedikasikan bagi para pemuda Indonesia yang siap mengabdikan diri menjadi guru model serta siap berkontribusi bagi kemajuan pendidikan di seluruh penjuru Nusantara. (KJ-04/*)