Seleksi SMT Angkatan II Masuki Tahap Wawancara dan ‘Micro Teaching’

Eka Karolina (31) salah seorang peserta seleksi Program SMT Angk. II tengah menyampaikan penyampaian materi dengan metode micro teaching.

Eka Karolina (31) salah seorang peserta seleksi Program SMT Angk. II tengah menyampaikan penyampaian materi dengan metode micro teaching.

Eka Karolina (31), guru dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darussalam, Keramasan, Kertapati tengah menjelaskan materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mengenai pesawat sederhana. Eka menjelaskan dengan metode make match antar siswa.

Metode ini dipakai sesaat setelah Eka menjelaskan di depan kelas mengenai jenis-jenis pesawat sederhana. Ia memberikan materi antara memakai pesawat sederhana dengan tidak memakai pesawat sederhana. Ia juga menjelaskan jenis-jenis pesawat sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk meringankan pekerjaan sehari-hari.

Setelah dijelaskan, siswa diminta untuk mencocokkan antara satu kejadian dengan pemanfaatan pesawat sederhana. Kepada para siswa pun dipersilahkan untuk saling menukar bahan materi yang telah dibagikan, sehingga mereka dapat mencocokkan dengan pesawat sederhana masing-masing.

Pengalaman mengajar pada kelasnya sepekan sebelumnya itu, dipraktekkan oleh Eka dalam micro teaching yang dilakukan di kantor Dompet Dhuafa (DD) Sumsel, Ahad  (22/5/2016) lalu.

Micro teaching ini sebagai bagian dari seleksi peserta program School of Master Teacher (SMT) angkatan II di Sumatera Selatan.

Eka merupakan salah satu dari 33 peserta yang lolos seleksi administrasi dan saat ini tengah diuji dengan seleksi micro teaching dan wawancara. Sebelumnya, ada 49 berkas pendaftar yang masuk ke meja panitia. Namun, setelah dilakukan screening, ada 16 berkas yang tidak memenuhi syarat atas kriteria yang ditetapkan oleh panitia.

Eka sendiri mendapatkan informasi seleksi program dari temannya yang juga alumni SMT angkatan perdana. Seluruh peserta mengikuti seleksi wawancara dan micro teaching sebelum diputuskan lolos atau tidak untuk mengikuti program SMT selanjutnya.

Sementara itu, Andiwijaya selaku fasilitator program SMT mengungkapkan, praktek mengajar micro teaching dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan keterampilan calon peserta program dalam mengajar.

Dalam seleksi tersebut, seluruh peserta diminta untuk membawakan materi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau PAIKEM yang populer di kalangan tenaga pengajar.

“Selain micro teaching, juga dibarengi dengan seleksi wawancara seputar aktifitas mengajar guru dan gambaran pelaksanaan program SMT ke depan,” ujar Andi.

Menurutnya, wawancara dimaksudkan agar calon peserta mendapatkan gambaran tantangan atas program yang akan dimulai awal Juni mendatang. “Program kita lebih banyak pelaksanaannya pada hari Minggu yang biasanya dipakai untuk istirahat dan berkumpul bersama keluarga,” terang Andi kepada salah satu peserta saat wawancara.

Penjelasan di awal waktu ini agar seluruh peserta pelatihan sudah mengetahui gambaran pelaksanaan dan dapat mengatur waktunya.

Finalnya, dari hasil seleksi ini akan dipilih maksimal 30 peserta program SMT Angkatan II untuk mengikuti pelatihan selama 3 bulan ke depan. (Wan/KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter