RS Pelita Hati DD Sumsel Bantu Keluarga Pasien Anak

DD Sumsel, Palembang – Mempunyai anak balita yang sehat tentu menjadi dambaan setiap orangtua. Namun, takdir dan garisan nasib tak seorang pun yang mampu menebaknya. Allah Swt memiliki hak prerogatif untuk memberikan ujian kepada setiap hamba-Nya. Begitu juga yang dialami oleh pasangan Asmala Dewi (26) dan Chandra (27).

Anak kedua mereka Refa Deniati (4) yang terlahir sempurna, namun saat memasuki usia yang ke 5 tahun (tepatnya 4 tahun delapan bulan, red), dokter memvonisnya terkena
penyakit kelainan darah, Leukimia.

“Sebelumnya kami pernah membawa Refa berobat ke dukun kampung. Tidak ada hasil. Terus dibawa ke RS Lubuklinggau, katanya ada kelainan darah. Baru dirujuk ke
Palembang ini. Ya mau bagaimana lagi, sepertinya memang begini proses pengobatannya. “, tutur Asma membuka perbincangan pada Selasa (28/10) lalu.

“Kasihan sekali waktu Refa pertama kali terkena. Bawaannya lesu, badan kurus tinggal kulit pembungkus tulang, perut buncit. Hati dan limpanya bengkak kata dokter. Namun alhamdulillah, sekarang sudah enak lihat badannya. Sudah mulai berisi dan dia pun sudah mulai aktif bermain. Walau sesekali ia terlihat kecapekan”, kenang Asma.

Dikatakannya, sejak dirujuk ke Palembang, mereka sekeluarga sering bolak-balik Palembang-Linggau setiap minggu. “Di dusun tuh cuma dua hari saja, istirahat. Lalu pergi lagi ke Palembang. Di kereta saja seharian pergi, seharian pulang. Terus, harus datang ke Rumah Sakit sehari sebelumnya untuk mencari ruangan”, urai Asma.

Jika belum dapat ruangan, niscaya mereka cuma dapat di lorong. Lebih menyedihkan lagi, saat dapat kamar pun mereka empat beranak harus tidur desak-desakan di lantai kamar. Lalu pagi-pagi, seusai pengobatan mereka harus pula buru-buru ke Stasiun Kertapati, guna mengejar kereta pagi.

“Kereta biasanya berangkat jam 9.30. Namun, kami juga mengukur macet, jam 7 pagi sudah harus meninggalkan RS”, ceritanya.

Sejak terkena Leukimia sejak bulan April lalu, belasan kali, Asma dan keluarga musti bolak-balik Palembang-Linggau. “Suami bekerja sebagai buruh kebun karet. Anak pertama yang asalnya baru masuk kelas 1 SD, terpaksa off dulu. Repot, tidak ada yang menjaganya jika harus ditinggal.Soalnya, orangtua kami tinggal bapak yang sudah tua. Tidak mungkin dititipin anak. Sedangkan ibu dan mertua sudah tidak ada.”

Sekarang, jadwal kemoterapi untuk anaknya, sudah bergeser dua pekan sekali. Sehingga mereka bisa mengambil nafas sejenak di sela jadwal kontrol kesehatan. Begitu juga dengan suaminya, bisa kembali bekerja di sela-sela waktu yang ada.

Asma merasa sangat terbantu sekali dengan adanya Rumah Sakit Pelita Hati (RSPH) DD Sumsel ini. “Lagian jaraknya dekat dengan RSMH. Tinggal sekali naik oplet. Atap RS  juga keliatan dari rumah ini”, ujarnya tertawa.

Fasilitas RSPH DD Sumsel
RSPH DD Sumsel dilengkapi dengan fasilitas memadai yang dikhususkan untuk menampung pasien anak dan keluarga pendampingnya yang belum mendapatkan kamar pemeriksaan. Sehingga para keluarga pasien tidak perlu bertambah kesulitannya jika tidak mendapat kamar.

Fasilitas yang ada sebagaimana layaknya rumah, dilengkapi dengan AC, empat kamar peristirahatan, sepuluh bed, dapur, kamar mandi, ayunan dan ruang tengah untuk bersantai. Seluruh pendanaan berasal dari dana zakat, infak dan sedekah dari para donatur.

DD Sumsel selaku lembaga zakat di Palembang, berkhidmat untuk memberikan bantuan kepada para keluarga pasien. Sehingga dengan keberadaan RSPH ini, paling tidak mereka bisa fokus dengan pengobatan anaknya.

Defri Hanas selaku Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sumatera Selatan mengungkapkan, “Hal utama yang mendasari, karena cukup banyak anak-anak penderita kanker yang membutuhkan pengobatan kanker melalui kemoterapi. Sedangkan jumlah kamar di RSMH tidak mencukupi”, sampai Defri.

Ia berharap, solusi yang diberikan DD Sumsel dengan hadirnya RSPH ini menjadi jalan keluar bagi permasalahan pasien dan keluarganya. “Apalagi bila penderita kanker dari daerah yang harus menjalani rawat jalan untuk kemoterapi. Maka beberapa kali dalam seminggu penderita kanker tersebut harus bolak balik. Perjalanan ini tentu akan menambah beban bagi pasien dan keluarga”, pungkasnya.

RSPH sendiri merupakan hasil kerjasama DD Sumsel dengan Komunitas Pasien Kanker Anak dan Penyakit Kronis lainnya (KPKAPK). (KJ-04)
 

 

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter