Progam perkuliahan singkat bagi para guru SD yang tergabung dalam School of Master Teacher (SMT) DD Sumsel telah memasuki pekan ke-4. Tema pada pekan tersebut adalah “Kelas Ceria” dan masih bertempat di SDN 149 Sukarami Palembang pada Ahad (13/3/2016).
Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, kali ini suasana pertemuan dibuat lebih santai dan tatap muka dilakukan dengan lesehan di salah satu ruangan.. Pasalnya, kelas yang biasa mereka pakai setiap pekan, tengah digunakan sebagai tempat try out untuk siswa kelas 6 SD tersebut.
Meski demikian semangat peserta perkuliahan tidak berkurang dalam menerima materi pekanan yang disampaikan oleh fasilitator program SMT.
Pada materi Kelas Ceria ini dipelajari cara pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). perencanaan ini akrab di kalangan para guru dalam persiapan mengajar mata pelajaran.
Disampaikan oleh Andiwijaya, RPP adalah modal bagi guru dalam ruang pembelajaran dan alur proses mengajar itu sendiri. “Dengan RPP ini setiap guru dapat menyiapkan bahan, bentuk penyampaian materi, hingga indikator kesuksesan dari setiap penyampaian materi itu sendiri,” ujar Andi.
Pada kesempatan pertemuan tersebut, juga diadakan simulasi pembuatan RPP bagi setiap guru peserta SMT dengan bidang pelajaran yang biasa mereka pegang di sekolah masing-masing.
“Tujuannya untuk menguji sejauh mana kemampuan guru dalam membuat bahan persiapan mengajar tersebut, penyampaian materi dan praktek pembuatan”, sambungnya.
Setelah istirahat siang, agenda perkuliahan dilanjutkan dengan presentasi dari peserta mengenai RPP yang sudah mereka buat dalam aspek kompetensi dasar dan indikator keberhasilan. Fasilitator diteruskan oleh Desty Rina Purnamasari.
Dalam RPP ini, mencakup pula penilaian hasil belajar siswa baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, sehingga dalam proses penilaian terhadap hasil belajar siswa lebih komprehensif dan bukan hanya terpaku pada satu aspek saja.
“Dalam menilai hasil belajar siswa harus dilihat indikator dalam menilainya. Guru butuh instrumen dalam menilai siswa agar penilaian bersifat objektif,” jelas Desty.
Instrumen penilaian dibutuhkan agar guru tidak terjebak secara subjektif dalam menilai hasil belajar siswa seperti kedekatan, penilaian hanya berdasarkan pada kecerdasan materi pelajaran semata tanpa melihat aspek perilaku dan budi pekerti.
Hingga pertengahan Maret 2016, perkuliahan SMT sudah memasuki pekan ke 4. Itu artinya perkuliahan tinggal meyisakan 1 materi lagi sebelum mereka melanjutkan pada agenda proyek sosial dan laporan akhir materi serta diakhiri dengan wisuda bagi peserta SMT. (Wan/KJ-04)