Rohingya Merasa Tak Diinginkan Dimanapun

kamp pengungsi Rohingya di Cox Bazar dalam kondisi tidak sehat/ AFP

kamp pengungsi Rohingya di Cox Bazar dalam kondisi tidak sehat/ AFP

BANGLADESH – Menghadapi aksi kekerasan, Rohingya, entah mereka yang melarikan diri dari kerusuhan di negara bagian Rakhine pada tahun 1978, 1991-92 atau tahun ini, tidak merasa diinginkan dimanapun.

Myanmar menganggap mereka sebagai migran dari Bangladesh dan menolak untuk memberi mereka kewarganegaraan meskipun banyak yang tinggal di Rakhine selama beberapa generasi. Bangladesh juga menginginkan Myanmar membebaskan kembali Rohingya.
Bangladesh juga tidak membiarkan para pengungsi bekerja atau pindah ke luar kamp. Mereka dipaksa untuk hidup dari PBB dan bantuan amal, menunggu kembali ke Rakhine yang mungkin tidak akan pernah terwujud.

Beberapa berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai pemasar pasar gelap. Suap kecil ke polisi setempat memungkinkan perjalanan sesekali ke luar kamp, kata Mohammed Idriss, yang telah berada di Kutupalong sejak tahun 1992.

“Ini adalah kehidupan seorang tahanan,” katanya  mulai menangis. “Saya sudah lama di sini, ini bukan kehidupan.” dilansir AFP, Selasa (10/10/2017).

Pemerintah Bangladesh ingin memperluas kamp-kamp yang ada di sekitar Kutupalong ke sebuah kota pengungsi untuk 800.000 Rohingya yang memperingatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan sangat penuh sesak.

Kamp tersebut sudah memiliki arkeologi tersendiri yang membedakan gelombang para pengungsi.

Harapan  pun sangat tipis bahwa mereka akan diizinkan untuk kembali ke Rakhine, bahkan jika Myanmar mengatakan akan membawa kembali pengungsi yang identitasnya “diverifikasi”.

“Bangladesh akan mengirim kembali beberapa, Myanmar akan setuju untuk membawa mereka, tapi dalam enam bulan, semuanya akan dimulai lagi,” prediksi Kafait Ulah, yang telah menghabiskan hampir 34 tahun di Kutupalong.

Dompet Dhuafa terus mengajak masyarakat Indonesia untuk bersimpati dan membantu ringankan beban saudara kita di Myanmar melalui rekening DD Sumsel:

Mandiri 113000.765.3474
an. Yayasan Dompet Dhuafa Republika

#Tambahkan angka 10 di donasi Anda, contoh Rp. 100.010,-

Donasi online: www.ddsumsel.org/donasi

Informari dan Konfirmasi:
Telp: 0711 814 234
WA : 0811 7811 440

Rohingya menanti kesadaran manusia di bumi untuk mengakui dan menerimanya. Rohingya, etnis yang paling teraniaya di bumi, menunggu bantuan kita yang lebih berdaya untuk menyuarakan hak-haknya. Mari bersimpati dan membantu ringankan beban mereka, karena mereka keluarga kita. We Stand For Rohingya!

Sumber: kbknews.id

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter