Berlangsung di Masjid Agung Palembang, 2000-an peserta hadir memenuhi ruangan. Acara yang dimulai pukul 8.30 tersebut menghadirkan sosok fenomenal, Ippho Santosa yang selama ini dikenal sebagai miliarder pakar otak kanan.
Pagi itu, Ahad (15/3) Ippho memotivasi para peserta yang didominasi ibu-ibu dan mahasiswa, untuk bersedekah. Di awal seminarnya, ia mengajak untuk mengoptimalkan otak kanan.
“Kita selama ini fokus dengan otak kiri. Sehingga sedikit-sedikit mikirin IPK kuliah. Padahal yang penting itu Indeks Pendapatan Kumulatif”, ujarnya. Ia berseloroh, ganteng bukan jaminan. Cantik pun tidak jaminan. Sertifikat tanah baru bisa jadi jaminan yang langsung disambut ‘gerrr’ peserta.
Menurutnya, banyak keuntungan jika kita mampu mengoptimalkan potensi otak kanan. “Orang yang dominan otak kanan, hidupnya cenderung fleksibel. Namun otak kiri dikit-dikit khawatir”, ujarnya. Mau buka usaha takut. Karena tidak punya pengalaman. Kalau otak kanan, buka usaha dulu baru dapat pengalaman. Gagal pertama, coba lagi. Gagal kedua, tidak menyerah, coba terus”, cecarnya.
“Kalo otak kiri, kaya dulu baru sedekah. Kalo otak kanan, sedekah dulu agar cepat kaya”, lanjutnya.
Sedekah Ekstrim. “Mengapa muslim harus kaya karena sebagian besar ibadah dalam Islam itu perlu biaya. Haji, umrah, akikah semuanya butuh biaya banyak. Maka muslim harus kaya”, sampai Ippho yang juga pemilik waralaba TK Kalifah.
Sedekah Ekstrim
Di akhir acara, Ippho mengajak peserta menguji nyali. Menguji keyakinan atas teori tentang sedekah yang barusan disampaikan.
“Ingat ya, keyakinan itu kalau nggak 0% ya harus 100%. Nggak ada setengah-setengah. Lihat saja, orang yang pakai motor di jalan. Orang yang jalannya lambat, selamat. Orang yang yakin, ia ngebut dan selamat.
Justru orang yang ragu-ragu, mau belok kanan atau kiri. Mau nyalip tapi ragu-ragu ini yang malah sering kecelakaan”, lanjutnya.
Ippho juga menganjurkan untuk bersedekah dalam jumlah besar. “Masak mau rezeki besar tapi sedekahnya kecil. Itu sama saja mau mancing ikan paus, tapi umpannya nasi”, sindir Ippho yang juga penulis best seller tetralogi buku Keajaiban Sedekah.
Hingga kegiatan berakhir, terkumpul donasi dari aksi sedekah ekstrim sebesar Rp40.560.800,- ditambah dengan sepuluh ponsel, 20 jam tangan, lima cincin, dua power bank dan satu tablet. Keseluruhan donasi yang terkumpul tersebut, disalurkan kepada Dompet Dhuafa.
Defri Hanas, pimpinan cabang Dompet Dhuafa Sumatera Selatan mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari roadshow Indonesia Berdaya. “Yakni suatu program nyata dari keprihatinan terhadap keadaan yang semakin hari semakin tidak ramah kepada dhuafa. Faktanya saat ini, semakin banyak aset bangsa yang tergadai atau berpindah tangan kepada pihak asing”, terang Defri.
Roadshow di Palembang ini sendiri merupakan kali yang kedua. Sebelumnya telah diselenggarakan pada bulan November lalu yang menhandirkan Endi J Kurniawan dan Peggy Melati Sukma. (KJ-04)