Klinik Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumatera Selatan berupaya untuk terus menambah fasilitas kesehatan guna meningkatkan pelayanan penuh kepada dhuafa. Paling tidak hal itu dibuktikan dengan diresmikannya Poligigi di klinik LKC DD Sumsel pada Kamis (3/10) lalu. Hadir dalam kesempatan itu beberapa undangan para donatur, relawan dan tokoh masyarakat di sekitar klinik. Adik-adik dari Yatim Kreatif Indonesia (Yakin) pun turut mempersembahkan penampilan mereka, yakni Tari Tanggai dan Trash Music.
Dr Budi Santoso selaku dokter penanggungjawab klinik LKC DD Sumsel menyebutkan bahwa ke depannya, poligigi tersebut akan diperuntukkan bagi member LKC DD Sumsel untuk memeriksakan gigi mereka.
“Selanjutnya Poligigi ini akan ditangani langsung oleh Drg Bertha”, ujarnya saat ditemui di ruang kerja seusai acara peresmian. Dikatakan olehnya, Poligigi LKC DD Sumsel telah dilengkapi dengan kursi perawatan gigi yang didatangkan langsung dari Jakarta.
“Untuk sementara ini, fasilitas utama telah kita datangkan. Selanjutnya melengkapi bahan dan peralatan tambahan, sembari menunggu keluar izin praktek Poligigi dari Dinas Kesehatan. Insya Allah tanggal 30 Oktober ini sudah keluar”, ujarnya.
Selain launching Poligigi, keesokan harinya (Jumat, 4/10) juga telah dilaksanakan pemeriksaan gigi gratis kepada member LKC DD Sumsel. Sebanyak 25 orang pasien ikut serta dalam proses screening kesehatan gigi dan gusi.
“Ya, ini masih terkait dengan masalah izin di atas. Belum bisa melakukan operasi pencabutan ataupun penambalan. Cuma sebatas screening. Walau demikian, dari hasil screening ini, paling tidak dapat diketahui kondisi gigi dan gusi pasien”, ujar dokter yang juga menjadi penanggung jawab Puskesmas Alang-Alang Lebar ini.
Dari data yang ditemukan, akan dianalisa dan diambil tindakan dan rekomendasi. “Berbeda dengan tindakan pengobatan pada umumnya, di mana pasien baru bisa diberikan obat setelah sakit. Maka pada pengobatan gigi, pemeriksaan gigi pada saat belum ada keluhan. Sehingga bisa disarankan apakah perlu ditambal ataukah dicabut”, urainya.
Sejak resmi dilaunching pada 20 Maret 2013 lalu, saat ini member LKC DD Sumsel telah mencapai 1.200 orang. Jumlah tersebut tidak hanya mencakup wilayah 7 Ulu saja. Namun sudah menyasar ke daerah 4 Ulu, Tegal Binangun, Jakabaring dan lainnya.
Bagaimana dengan tanggapan dari warga sekitar klinik apakah ada komplain yang masuk? “Alhamdulillah sangat baik dan belum ada komplain yang masuk sampai saat ini”, ujarnya sambil tersenyum.
Bahkan, ada Bidan dari Puskesmas 4 Ulu yang menyampaikan bahwa ia keheranan melihat pasien member LKC yang datang berobat kepadanya, menunjukkan strip obat bermerek (baca : mahal, red). “Ia keheranan, kok bisa Klinik LKC yang gratis bisa memberikan obat bermerek. Sedangkan obat generik yang ditanggung pemerintah kebanyakan obatnya yang biasa”, paparnya. Dari situ bidan tadi menawarkan kerjasama dengan Puskesmasnya.
Selain memberikan pengobatan, LKC juga memberikan rujukan kepada pasiennya yang membutuhkan perawatan lanjut. “Kita pernah beberapa kali memberikan rujukan kepada pasien member kita, ke Rumah Sakit yang sesuai dengan program Jaskesmas Pemerintah”, tutupnya.
Semua yang dilakukan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dhuafa sekaligus mendukung program kesehatan Pemprov Sumatera Selatan. Layanan kesehatan bagi dhuafa telah tercover melalui Program Jaskesmas, tinggal kemudian adalah bagaimana masyarakat dhuafa mudah dalam mengakses setiap fasilitas layanan di dalamnya. (KJ-04)