Setelah melalui seleksi berkas, didapat 34 calon peserta School of Master Teacher (SMT) yang dipanggil oleh panitia lokal DD Sumsel untuk mengikuti tahap seleksi selanjutnya yaitu wawancara dan praktek mengajar (microteaching) pada Ahad (24/1) lalu. Para peseserta seleksi tersebut berasal dari berbagai sekolah jenjang dasar baik negeri, swasta maupun madrasah.
Seleksi itu sendiri dilaksanakan di kantor Dompet Dhuafa (DD) Sumsel dan diikuti oleh 24 peserta. Karena ada dua tes yang dilaksanakan pada hari itu, maka para peserta dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama itu dimulai dari pukul 08.00 sampai dengan 11.30 dan gelombang kedua dilaksanakan mulai dari pukul 13.30 sampai dengan 15.30 WIB.
Sebelum seleksi dimulai, dilaksanakan briefing terlebih dahulu berupa penjelasan tentang hal-hal yg berhubungan dengan seleksi sekaligus memaparkan secara garis besar mengenai program SMT.
Kemudian, untuk teknis pelaksanaan seleksi dibagi menjadi dua yaitu microteaching dipandu oleh Andiwijaya, selaku Fasilitator SMT dan sesi wawancara dipandu oleh Desty Rina Purnamasari yang juga sebagai fasilitator SMT.
Dalam hal ini calon peserta, diseleksi secara bergiliran yaitu satu peserta mengikuti wawancara, satu peserta mengikuti microteaching dan peserta lainnya menjadi siswa-siswa dalam seleksi microteaching.
Andi selaku fasilitator SMT mengungkapkan secara umum seleksi berjalan lancar. Di sesi microteaching misalkan, terlihat kemampuan para peserta dalam menghidupkan suasana kelas. “Macam-macam pokoknya. Ada yang serius, ada yang kocak ada pula yang humoris. Memberi kesan tersendiri,” sampai Andi saat menilai antusiasme para peserta.
Sedangkan saat seleksi wawancara, waktunya sedikit lebih lama dibandingkan dengan microteaching dikarenakan banyak hal yang dibicarakan, terutama tentang komitmen jika telah dinyatakan lulus sebagai peserta SMT.
“Sebagian besar calon peserta SMT merupakan guru-guru yang sudah berkeluarga, otomatis di hari Minggu mereka rela meninggalkan sejenak kebersamaannya dengan keluarga”, imbuh Andi.
Tidak hanya itu, di antara pertanyaan wawancara tersebut, ada cerita-cerita kehidupan yg sangat memberi arti. Para fasilitator SMT mampu menggali hubungan emosional dengan peserta seleksi sehingga cerita pribadi berwujud curhat meluncur dari mulut peserta. “Bahkan ada calon peserta SMT yang matanya berkaca-kaca menahan air mata saat bercerita tentang perjuangan hidupnya”, tutup Andi.
School Of Master Teacher (SMT) adalah salah satu program pelatihan guru secara gratis dari Sekolah Guru Indonesia Dompet Dhuafa selama 3 Bulan dengan kelas hari minggu yang bertujuan untuk mengembangkan keahlian dengan mengedepankan karakter 3 P (Pengajar, Pendidik dan Pemimpin) atau disebut dengan GURU TRANSFORMATIF
Di dalam program School of Master Teacher ini, akan diberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas keguruan dan kemampuan mentransfer ilmu menjadi lebih kreatif dan membumi. Waktu belajarnya akan berlangsung selama 3 bulan dan berlangsung sekali sepekan pada hari Ahad. (KJ-04/*)