Purwanti Berjuang Melawan Kanker

Ditemui beberapa waktu lalu di Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel, Purwanti terlihat segar. Ditemani oleh putri bungsunya Fitri (15), Purwanti (59) datang ke LKC guna mengganti perban yang menutupi dada kanannya.

Sudah hampir dua bulan ini, sejak awal Januari lalu, Purwanti menetap sementara di sekretariat Mualaf Centre di kawasan Demang Lebar Daun Palembang. Bersama putrinya yang beluk genap berusia 15 tahun itu, Purwanti menghabiskan hari demi hari untuk menjalani perawatan atas kanker payudara yang ia derita. Untuk perawatan ringan seperti mengganti perban, dilakukan di LKC DD Sumsel di daerah 7 Ulu Palembang.

“Saya tidak ingat kapan mulainya penyakit ini. Tapi semakin hari kok semakin sakit dada ini,” ujar warga Desa Sumber Makmur Jalur 20 Kecamatan Muara Padang Kabupaten Banyuasin itu.

Sayang, walaupun terasa sakit ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kondisi ekonomi yang cukup susah serta jarak yang cukup jauh ke Palembang menjadi faktor mengapa ia berdiam diri.

Sampai kemudian, kondisinya diketahui oleh Mbah Umar — sapaan akrab warga Desa untuk Ustadz Umar Said, seorang Mubaligh hingga dibawa langsung ke Palembang.

“Ya, atas pertolongan Mbah Umar saya dibawa ke Palembang dan ditempatkan di kontrakan. Saya berterima kasih kepada beliau. Karena sudah berbaik hati. Tak hanya tempat tinggal juga pakaian dan juga makanan. Juga ada Ustadzah Tazkiyah yang membuatkan masakan dan baik hati menjaga saya,” ujarnya.

Tapi sayang, ustadzah Tazkiyah sudah pindah kontrakan sebulan yang lalu.

Mengenai tindakan medis yang telah diterima, baru pengambilan sampel jaringan daging (biopsi). “Memang agak lama prosesnya. Ya gimana lagi. Yang berobat kan banyak, tidak hanya saya, harus ngantri”, ujarnya maklum.

Ia mengaku, dadanya sangat terasa sakit menjelang malam. Padahal sebenarnya sama saja intensitasnya antara siang dan malam. “Tapi mungkin karena malam kan sepi, dan tidak ada teman ngobrol jadinya sakitnya terasa benar. Nggak bisa tidur. Baru setelah azan Subuh merasa mengantuk”, cerita Purwanti.

Saat kedatangannya ke Palembang hingga sekarang, suaminya belum berkesempatan datang. “Suami sudah sepuh, tak mungkin berjalan jauh. Lagian juga, ongkosnya mahal.”

Di tengah derita dan keterbatasan yang ia rasakan, ia masih berharap bisa sembuh. “Ya gimana lagi Mas, udah kayak gini. Harapannya sih bisa segera sembuh. Kasihan Bapak di Desa,” ujarnya.

Purwanti masih harus melanjutkan perjuangan melawan kanker payudara di dada kirinya. Masih banyak proses yang harus ia lewati. Kemarin Selasa (25/2), Purwanti ditemani oleh dua orang anaknya, diantarkan ke RSMH untuk cek medis rutin. Setelah diperiksa, dijadwalkan akan dilakukan kemoterapi hari ini (Rabu, 26/2).

Mari berdoa untuk kesembuhan Purwanti sehingga bisa beraktivitas dan kembali berkumpul bersama keluarganya. Allahumma amin.. (KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter