Rangkaian program pelatihan guru School of Master Teacher (SMT) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel diakhiri dengan wisuda bagi 24 pesertanya. Wisuda bertempat di aula Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) kota Palembang pada Kamis (28/04) kemarin. Ratusan guru turut pula memadati prosesi wisuda tersebut.
Berakhirnya program untuk angkatan pertama wilayah Palembang ini juga dibarengi dengan sosialisasi dan pembukaan untuk pendaftaran peserta angkatan kedua dengan target maksimal 30 guru dapat mengikutinya.
Pimpinan Cabang DD Sumsel Kusworo Nursidik mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah memberikan dukungan atas program pelatihan guru ini. Sehingga kontribusi mereka dapat memuluskan program dari mulai perekrutan sampai kegiatan wisuda kali ini. Terutama dukungan dari Kepala Disdikpora beserta jajarannya.
Kusworo menilai pekerjaan seorang guru sangat mulia guna menyampaikan kebaikan. Selayaknya dalam proses penyampaian, guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam mengajar, mendidik dan memimpin. “Bukan sebatas mentransfer ilmu, tapi juga dapat mendidik dan menjadi contoh terbaik bagi anak didiknya serta dapat menjadi pemimpi,” jelasnya.
Program SMT juga sebagai langkah nyata Dompet Dhuafa dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dalam hal ini terkhusus bagi kota Palembang. Ia juga mengharapkan dukungan masyarakat atas program ini dengan menyalurkan Zakat melalui DD Shmsel.
“Dana yang disalurkan melalui Dompet Dhuafa akan dikelola secara amanah, profesional dan tepat guna, karena berbagi itu bahagia, berbagi itu berkah,” ujarnya mengakhiri kata sambutan.
Tanggapan positif pun datang dari Kepala Disdikpora Palembang, Ahmad Zulinto, S Pd, MM, melalui Kepala Bidang TK/SD Disdikpora, Sutriana, S Pd, MM yang hadir dalam seremoni hari itu. Di awal sambutannya, ia sangat terkesan atas komitmen bagi guru-guru yang menyebut diri mereka dengan slogan “Bangga jadi guru, guru berkarakter, menggenggam Indonesia”.
“Guru yang berkarakter akan menjadi faktor penentu dalam keberhasilan siswa dalm belajar, sehingga untuk menjadi guru yang berkarakter senantiasa harus memiliki semangat untuk terus belajar guna meningkatkan keahliannya,” tutur Sutriana.
Ditambahkannya, bahwa karakter anak dibentuk sejak dari sekolah dasar, lalu apa yang terjadi jika gurunya tidak bermental pembelajar.
“Untuk itu kita patut berbangga dan berbahagia telah dapat melahirkan guru yang memiliki karakter 3p melalui program SMT ini, guru sebagai pengajar, pendidik dan pemimpin”, tandasnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada DD Sumsel karena telah ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui program SMT. Ke depannya guru-guru alumni SMT akan diberdayakan dalam sekolah gugus yang akan membina sekolah di sekitar sekolah induk setelah mengikuti agenda wisuda. Ke 24 guru ini pun menjadi aset bagi peningkatan kualitas pendidikan, terkhusus di Palembang.
Meski secara waktu program SMT telah usai, Kepala Bidang TK/SD ini berharap seluruh guru yang mengikuti program pelatihan juga dapat terus mengimplementasikan pengetahuan yang sudah didapat.
“Seperti materi kelas model, guru-guru bisa terus mempraktekkannya dengan membuat displai kelas dengan muatan materi yang dapat menggugah dan meningkatkan semangat siswa untuk belajar dan bersekolah,” imbuhnya.
Beliau juga mengajak bagi guru-guru yang memiliki kelapangan rezeki untuk menyalurkan zakatnya ke DD Sumsel karena sudah terlihat program penyalurannya. Salah satu programnya adalah yang sekarang ini, SMT.
Dari peserta yang diwisuda kemarin, tampak semangat yang terpancar untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya dengan harapan tetap dapat menjaga hubungan baik dengan tim program pelatihan ini. “Berharap para fasilitator tetap dapat membimbing kami sebagai alumni SMT setelah program ini berakhir,” kata Marni, salah satu wisudawati dari SDN 139 Maskerebet.
Marni mengaku selama proses program SMT sudah baik dalam pelaksanaanya dan sudah ia rasakan manfaat positif dari materi perkuliahan yang diberikan.
“Salah satu dampak implementasi pada materi kelas ceria, sekarang siswa lebih senang untuk pergi ke sekolah karena di dalam kelasnya, mereka mendaptkan suasana baru dalam belajar,” jelas Marni yang tulisannya terpilih sebagai tulisan tema pendidikan terbaik.
Sementara itu, Andiwijaya sebagai fasilitator merasa puas atas hasil program angkatan pertama ini. Setelah wisuda ini sudah ada permintaan dari sekolah lain untuk memberikan pelatihan dari guru alumni SMT. “Dari SDN 7 Palembang sudah minta diadakan pelatihan di sekolahnya dari peserta SMT, ini menunjukkan bentuk perhatian guru atas peningkatan kualitas pendidikan,” pungkasnya penuh semangat. (Wan/KJ-04)