Program Pengembangan Sosial, Pendidikan, Kesehatan, Hingga Pemberdayaan Dhuafa

Seorang pasien tengah memeriksakan diri ke klinik LKC DD Sumsel.

Seorang pasien tengah memeriksakan diri ke klinik LKC DD Sumsel.

Perjalanan kepedulian masyarakat atas masyarakat lainnya yang belum beruntung terus bergulir. Kepedulian masyarakat semakin optimal dengan peran lembaga sebagai jembatan antara kalangan yang berpunya (muzakki) dengan golongan lemah lainnya (mustahiq). Tujuannya mulia, agar mereka yang membutuhkan tak perlu memelas dan sedangkan yang memberi selamat dari perasaan jumawa.

Perguliran semangat tersebut semakin nyata dirasakan dengan diwujudkan ke dalam beberapa program kepedulian Dompet Dhuafa (DD) Sumsel. Bersama masyarakat sebagai donatur serta stakeholder lainnya, DD Sumsel terus mengembangkan beberapa program, mulai dari program pengembangan sosial, pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan dhuafa.

Dilaporkan M Agus Wandi, selaku Head Of Corporate Fundraising menyebutkan sepanjang kuartal I (Jan-April) 2016, beragam program DD Sumsel telah digulirkan sebagai wujud nilai-nilai pelayanan dan pemberdayaan bagi masyarakat yang berhak.

“Di bidang kesehatan, DD Sumsel membagi ke dalam 2 program, untuk layanan kuratif (pengobatan, ed.) dengan program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), layanan bagi dhuafa dengan sistem kepesertaan (member) berbentuk klinik”, terangnya.

Hingga April 2016, tercatat 2.568 orang sebagai penerima manfaat LKC sekaligus sebagai member klinik. Wandi juga menyebutkan, ribuan penerima manfaat tersebut tersebar di beberapa kelurahan di sekitar LKC yang beralamat di 7 Ulu, Palembang. “Layanan yang disediakan oleh program kuratif ini adalah poli umum, poli kesehatan ibu dan anak (KIA), dan poli gigi”, sambungnya.

Selain program kuratif juga dikembangkan program kesehatan dengan bentuk promosi kesehatan sebagai bagian pencegahan. Dalam program kesehatan ini berisi 2 program turunan, program Anak Indonesia Sehat (AIS) dan program Kesehatan Reproduksi Remaja (Kespro).

“Untuk program AIS menyasar anak-anak sekolah dasar maupun madrasah ibtidaiyah dengan 7 SD/MI se kota Palembang dengan total penerima manfaat sebanyak 2.243 orang. Sementara untuk program kespro dengan 130 orang penerima manfaat”, ujar dia.

Aspek Pendidikan

Sementara itu, sebagaimana diuraikan oleh Wandi, dalam aspek pendidikan DD Sumsel menerjemahkannya dalam dua program. Yakni, program pembinaan dan peningkatan keterampilan dan seni bagi anak-anak yatim dan dhuafa dituangkan dalam program Yatim Kreatif Indonesia (Yakin). “Di mana di dalamnya terhimpun 78 anak yang terdiri dari siswa SD, SMP dan SMA mengikuti pembinaan yang dilakukan setiap hari Minggu”.

Hingga kini jenis pembinaan di Yakin meliputi pembinaan karakter dan pengetahuan agama, serta keterampilan menari, menyulam, keterampilan menggunakan alat musik angklung dan alat musik dari bahan bekas serta bela diri untuk sisi keterampilan lainnya.

Sementara itu, masih di bidang pendidikan, DD Sumsel juga menyasar kepada tenaga pengajar guru. “Kepada pahlawan tanpa tanda jasa itu, DD Sumsel menghadirkan program pelatihan guru dikhususkan bagi guru SD/MI dengan nama School of Master Teacher (SMT). Program pembinaan ini ditargetkan untuk membentuk guru dengan karakter 3P – pengajar, pendidik dan pemimpin. Pelatihan diformat seperti perkuliahan dengan jadwal setiap hari Minggu dari pukul 8 pagi hingga pukul 5 sore”, sampainya.

Program SMT sendiri dimulai pada awal Februari 2016. Dalam angkatan perdana tersebut, program SMT diikuti 24 orang guru yang mewakili 21 SD/MI. “Target kita, selama 1 tahun diharapkan dapat mengikutsertakan 120 guru dalam 4 angkatan”, ucapnya lagi.

Layanan Mustahik

Tak berhenti di bidang dasar pendidikan dan kesehatan saja. DD Sumsel juga meluaskan kemanfaatan zakat di bidang pengembangan sosial. Di dalamnya ada program Layanan Mustahik (Lamusta), Rumah Sehat Pelita Hati (RSPH) dan Disaster Management Center (DMC).

“Layanan mustahik diperuntukkan bagi dhuafa yang terhimpit kebutuhan dasar mendesak serta bantuan insidental lainnya. Sementara RSPH sebagai layanan rumah tinggal sementara bagi penderita penyakit kanker anak dan orang tuanya selama masa pengobatan”, terang Wandi.

Sedangkan, dalam respon tanggap bencana, dioptimalkan peran relawan untuk membantu korban bencana, baik dari sisi pemenuhan kebutuhan harian, maupun dari sisi pemulihan psikologi pasca bencana. “Sejauh ini tim DMC sudah terlibat dalam proses penyaluran bantuan saat bencana di daerah Lahat, Bangka Belitung, dan Musi Rawas Utara”.

Selain program layanan juga dikembangkan program pemberdayaan masyarakat berbentuk pelatihan keterampilan menjahit.

“Saat ini tengah berjalan program pelatihan keterampilan menjahit dan rencananya akan dilangsungkan selama 3 bulan. Intensitas pertemuan akan dilakukan sebanyak 36 kali pertemuan. Harapan kita, program ini dapat memberikan keterampilan bagi dhuafa sebagai jalan tambahan untuk meningkatkan pemasukan harian guna memenuhi kebutuhan sehari-hari”, tukas Wandi mengungkapkan harapannya.

Total 20 peserta mengikuti proses pelatihan yang dimulai sejak Maret 2016 tersebut. Dalam setiap pertemuan, para peserta dibimbing langsung oleh instruktur menjahit yang telah berpengalaman. Mereka dibekali materi mulai dari dasar pengenalan menjahit hingga prospek usaha menjahit itu sendiri.

Di akhir laporannya, Wandi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk ambil bagian dalam program-program yang dikhususkan kepada kaum dhuafa tersebut. “Dari beragam program yang sudah digulirkan, semoga sinergi antar lembaga dan masyarakat terus dapat terjalin dengan penuh kepercayaan sehingga bentangan kebaikan dapat tercipta lebih luas lagi”, pungkasnya. (Wan/KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter