Setelah melalui tahapan seleksi administrasi, survei calon penerima manfaat dan wawancara, akhirnya program pelatihan menjahit dapat merekrut 20 orang peserta dengan latar belakang dhuafa. Sesuai dengan jadwal yang direncanakan, Senin (7/3/2016) pelatihan keterampilan menjahit hasil kerjasama DD Sumsel dan LAZIS PT PLN WS2JB resmi dimulai.
Secara simbolis pembukaan dilakukan oleh manajer program DD Sumsel, Heriyanto dan didmapingi oleh manajer LAZIS PT PLN WS2JB Suhendra Saad.
Dalam sambutannya, manajer LAZIS menjelaskan bahwa program pelatihan keterampilan menjahit ini sebagai bentuk penyaluran dana Zakat dari karyawan PT PLN di wilayah Sumsel, Jambi dan Bengkulu. Ia pun mengingatkan kepada seluruh peserta untuk tekun dalam mengikuti setiap sesi pelatihan yang rencananya akan dilakukan sebanyak 36 kali pertemuan selam 3 bulan ke depan.
“Ibu-ibu harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin untuk mendapatkan skill menjahit. Jika sudah terampil dalam menjahit, diharapkan dapat dijadikan peluang untuk menambah pemasukan guna kebutuhan sehari-hari. Terutama bagi peserta yang sudah berkeluarga, bisa untuk menopang ekonominya,” sampai manajer LAZIS perusahaan plat merah ini.
Sehendra penambahkan, jika di akhir periode pelatihan ini juga direncanakan akan diterbitkan sertifikat tanda mahir dalam keterampilan menjahit sehingga menambah kepercayaan diri peserta untuk menjahit. Sertifikat itu juga bisa dijadikan modal untuk bekerja jika kesempatan berwirausaha masih belum terbuka.
Sementara itu Heriyanto yang juga ditunjuk selaku penanggung jawab program pelatihan ini menekankan pula agar seluruh peserta untuk aktif selalu hadir pada keseluruhan sesi sebanyak 36 kali.
Sebagai penambah motivasi peseta, ia pun menargetkan untuk memberikan mesin jahit bagi peserta yang ulet mengikuti setiap sesi pelatihan dan dipandang sudah lulus dalam pelatihan tersebut.
“Nanti jika ibu-ibu sudah menyelesaikan setiap tahapan pelatihan, kami berencana akan melengkapi kemempuan ibu-ibu dengan fasilitas mesin jahit. Sehingga keterampilan yang didapatkan bisa langsung dipraktekkan dan mulai berkarya,” ujar Heriyanto.
Dalam pelatihan ini dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing diisi oleh 10 orang peserta dengan pembagian waktu masing-masing, seminggu pelatihan dilakukan sebanyak 3 kali dengan durasi waktu selama 3 jam setiap harinya. Pelatihan ini pula dipandu oleh Hartati, selaku instruktur menjahit dengan membawa satu orang asistennya.
Ia menuturkan bahwa di pelatihan ini para peserta akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang menjahit, membuat pola hinnga membuat pakaian utuh. “Saya kira, dengan modal pertemuan sebanyak 36 kali sudah cukup untuk keterampilan menjahit”, ujar Ibu yang sudah 20 tahun menggeluti keterampilan menjahit ini. (Wan/KJ-04)