Produk Kerintang ‘Bunda Salsa’ Ingin Jadi Oleh-Oleh Pendamping Pempek

Kerintang Bunda Salsa logo

Apriyadi dan isteri Nani Sudarwati,pemilik usaha Keripik Kentang Bunda Salsa.

Hobi membuat cemilan akhirnya diseriusi menjadi usaha. Bermodalkan keterampilan memasak dan pengalaman berjualan semasa kuliah, melahirkan usaha keripik kentang Kerintang ‘Bunda Salsa’. Dengan ketekunan dan kekuatan silaturahim, kerintang ‘Bunda Salsa’ mulai meningkat omzet penjualannya.

Kerintang ‘Bunda Salsa’ merupakan merek usaha cemilan milik Apriadi dan istrinya Nani Sudarwati. Saat ditemui oleh Tim DD Sumsel ia bercerita, saat pertama kali eksperimen pembuatan cemilan kentang ini, banyak yang komen begitu mencicipinya. “Lemak nih, beli di mano”.

“Ketika dapat kabar itu langsung sumringah tersanjung untuk memulai usaha. Apalagi ada yang langsung pesan sebanyak 19 paket kerintang”, ujarnya tersenyum. Karena semasa menjadi mahasiswa dahulu sering berjualan, Apriadi mulai memutar kembali otak dagang untuk menseriusi usaha produk olahan kentang tersebut. Sudah 1,2 tahun usaha ini telah dijalankan.

Di awal-awal usaha, sempat juga mereka menemui kesulitan dalam hal menakar waktu penggorengan kentangnya. “Jika salah masak akan cepat alot atau lempem dan tidak tahan lama garingnya. Akhirnya setelah melakukan percobaan selama satu bulan, baru dapat ketemu teknik untuk membuat olahan kentang ini menjadi garing dan lebih tahan lama”, ucapnya.

Karena tidak menggunakan bahan pengawet, cemilan kentang ini bisa tahan selama satu bulan saja. Dan pemasaran mulanya dari sekitar rumah dan para tetangganya saja. Sedangkan saat ini, dengan dibantu oleh satu orang karyawan tetap dan satu orang karyawan cadangan, Kerintang ‘Bunda Salsa’ coba melebarkan usahanya.

“Untuk sekarang, produksi kita sudah membutuhkan 3 karung kentang per minggu. Satu karung itu sekitar 50 kg. Penyusutan awal dari 50 kg ini akan menjadi 4,5 – 5 kg kerintang. Menyusut sekitar 10% jadinya”, ungkapnya.

Untuk pemasaran cukup stabil, karena saat ini Kerintang ‘Bunda Salsa’ menggandeng 25 orang reseller. Rata-rata sehari terjual 2 kg kerintang dengan aneka kemasan. “Kita jual menjadi beberapa kemasan. Mulai dari 100 gr, 250 gr sampai 500 gr. Untuk yang 100 gr dijual dengan harga Rp.10.000,” ucapnya.

Kemasan higienis Kerintang Bunda Salsa

Kemasan higienis Kerintang Bunda Salsa

Merambah ke Online

Untuk lebih melebarkan usaha, Kerintang ‘Bunda Salsa’ juga sudah merambah ke ranah online. “Kita pernah coba buka lapak berjualan di area Car Free Day (CFD) di Kambang Iwak. Namun, setelah beberapa saat baru sadar, ternyata berbenturan dengan para reseller kita yang juga berjualan di sana. Akhirnya, kita beralih ke pemasaran via online saja hingga bisa memberikan kesempatan bagi para reseller untuk berjualan di CFD Kambang Iwak itu”, imbuh Apriadi.

Pesanan kerintang mulai berdatangan dari berbagai tempat di tanah air. “Produk kita sudah menyebar di seluruh Kabupaten/ Kota di Sumsel. Pesanan juga datang dari Tangerang, Jakarta, Bogor dan Kalimantan. Mereka semua dapat informasi dari pemasaran online kita”, ucap bapak dua orang anak ini.

Berbagai usaha dilakukan guna mempermudah konsumen mendapatkan produk mereka. Saat ini Kerintang ‘Bunda Salsa’ sudah mulai menitipkan produk di beberapa koperasi dan toko-toko makanan. Selin itu, Apriyadi juga merencanakan ke depannya untuk meningkatkan pemasaran dengan merekrut tim sales dan memperluas tempat penitipan.

“Kita menginginkan produk kerintang ini menjadi varian baru oleh-oleh khas Palembang selain pempek dan lainnya. Selain itu, dengan berbelanja produk kita, 2,5% akan kita donasikan ke Dompet Dhuafa”, tutur Sarajan bidang Budidaya Perikanan ini.

Dompet Dhuafa (DD) Sumsel melalui divisi fundraising mensupport kegiatan usaha Kerintang ‘Bunda Salsa’ dalam bentuk memperkenalkan usaha kepada masyarakat luas guna menularkan semangat berwirausaha dan berbagi. Ceruk kosong ini yang bisa dimanfaatkan DD Sumsel untuk membantu UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, red) dalam segi pemasaran digital (on line marketing).

“Karena, dari satu saja wirausaha saja, maka banyak pihak yang bersinergi dan tertolong secara tidak langsung. Misal untuk produk kering kentang (kerintang) ini, akan bersinergi dengan pemasok kentang, pemasok plastik, tenaga kerja lainnya jika produksi sudah meningkat nantinya”, ujar M. Agus Wandi dari Divisi Fundraising DD Sumsel.

“Di bawah gerakan donasi dari para wirausahawan di Palembang dengan pola sedekah sebagian dari hasil penjualan produk, maka akan memungkinkan DD Sumsel bergerak lebih jauh dalam merealisasikan agenda-agenda kepedulian antar sesame”, pungkas Wandi. (KJ-04/*)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter