Perisai Langit : Sedekah!

Seminar 7 Keajaiban Rezeki

“Ringankan beban orang, jangan diperberat. Mulai sekarang jangan lagi bersedekah dengan uang logam! Kasihan itu pengurus masjid. Musti ngitung satu-satu, mana berat lagi. Bayangkan, kalo koinnya terkumpul banyak, kan repot setor ke bank. Juga, mengisi celengan masjid jangan dengan yang bawa golok, tuh! (uang seribu, red.). Masa orang bergolok dibawa-bawa ke masjid. Kan nggak enak. Yang pantas ke masjid itu yang pake peci. Lihat tuh, uang seratus ribu. Ada dua orang lagi. Selain memang pantas ke masjid, mereka selalu berdua, jadi datang ke masjid buat berjamaah. Bank Indonesia memang sudah mendesain, agar yang ke masjid bawa uang seratus ribu buat diinfakin. Coba kalo BI tidak ada niat seperti itu, pasti gambar Bung Karno sama Bung Hatta-nya disuruh pake baju pantai tuh!”

Demikian, sedikit selorohan yang terlontar saat Ippho ‘right’ Santosa, pakar otak kanan, mengisi seminar motivasi bertajuk ,“7 keajaiban Rezeki dan Percepatan rezeki”. Ribuan orang hadir di hall Novotel, Ahad (26/2).

Acara yang dipandu oleh Rofiq, pemilik owner Pecel Lele Lela tersebut berlangsung searah. Namun, ide-ide yang terlontar mampu memukau para hadirin dan tak mampu untuk bertanya lagi. Karena memang sejak awal, Ippho sudah mengikat hadirin untuk memenuhi dua syarat, “Pertama, jangan  tunda. Kedua, Jangan pertanyakan satu hal pun.”

Ippho Santosa, merupakan penulis buku Mega Best-Seller ‘7 Keajaiban Rezeki’ dan ‘Percepatan Rezeki dalam 40 hari’ serta penerima MURI award untuk bisnis TK Khalifah-nya yang menjadi pertama, tercepat dan terbesar untuk kategori TK yang berbasis tauhid-entrepreneur.

Membuka pembicaraan, ia bercerita. “Pada awal saat saya menerbitkan buku ‘7 Keajaiban rezeki’, hanya dua orang yang percaya bahwa buku ini akan menjadi best seller. Yakni, istri dan adik saya saja. Karena, di Indonesia cukup sulit untuk menjadi best seller untuk kategori non-fiksi.

Kita pun mengundang wartawan saat launching buku ini pada awal tahun 2011 lalu. Tapi ternyata sepi, yang datang cuma wartawan nggak jelas, yang hanya mau uang saja.

Lalu, kita coba pasang iklan di salah satu media massa terbesar di Indonesia. Puluhan juta kita mau bayar, tapi nyatanya mereka menolak menayangkan iklan kita. Hanya gara-gara mereka risih dengan kata-kata ‘Keajaiban’ yang ada di cover buku itu. Dan Palembang sendiri, ini mungkin yang ke-10 atau yang ke-11. Waktu pertama kali ke sini, alhamdulillah sepi!”, ujarnya disambut gerr hadirin.

“Namun, kita tetap yakin, ini akan menjadi best seller. Kemudian setelah terakhir-terakhir ini menjadi mega best seller,  itu di luar perkiraan saya. Soalnya, yakin bahwa buku ini laris, ya! Tapi, bakal sedahsyat ini, saya sendiri tidak menyangka. Jadi, sebagai orang yang beriman. Yakin itu harus besar.  Tapi tawakal dengan hasil akhirnya, itu harus jauh lebih besar lagi!”

Sebagai informasi, dua bukunya ini, telah diseminarkan di berbagai kota dan masing-masing kota bisa lebih dari dua kali. Seperti di Bali, tempat yang sangat jarang ia kunjungi sebelumnya, sudah enam kali diadakan seminar. Tak hanya itu, “Seminar 7 Keajaiban Rezeki dan Percepatan Rezeki” juga telah diseminarkan di Hongkong, Australia, Korea Selatan, Kuwait, Mesir, Qatar, Arab Saudi bahkan Amerika Serikat!

Sepasang bidadari

Paparan demi paparan, menghanyutkan benak hadirin. Tak hanya perihal potensi otak kanan yang seharusnya mendominasi otak kiri. Tapi juga tujuh kunci keajaiban lainnya yang harus diseimbangkan.

Seperti pada pembahasan tentang topik sepasang bidadari. Dan sepasang bidadari itu adalah orangtua kita dari pasangan (suami atau istri). Bahkan seorang Donald Trumph saja, menurutnya, mengatakan kunci untuk sukses itu ada di keluarga.

“Jangan remehkan doa orangtua. Kita ini malah kalah dengan orang Chinese. Bagi mereka keluarga itu nomor satu. Tak peduli, walaupun mereka telah berbeda agama satu dengan yang lain, mereka tetap meminta ridho orang tua sebelum memulai usaha dan berusaha menyenangkan hati keduanya sekuat tenaga”.

“Jadi bagi Anda yang punya masalah dengan orangtua segeralah temui mereka. Minta maaf. Kalau memang berniat membuka usaha, mintalah doa mereka. Jangan sungkan untuk menyebut langsung hajat apa yang ingin didoakan oleh keduanya. Mumpung mereka masih hidup. Kalau pun sudah meninggal, maka perbanyaklah berdoa untuk mereka, bersedekahlah atas nama mereka dan sambunglah silaturahim dengan kerabat dan kenalan mereka”.

Sayap yang lain adalah pasangan hidup, “Itulah mengapa saya selalu menganjurkan bagi yang belum menikah untuk segera menikah. Kalau shalat pahalanya didapat dalam lima menit, puasa paling lama 12 jam, lalu haji itu 40 hari, maka pahala orang yang menikah, akan mengalir seumur hidup!” gagas Ipho.

“Bayangkan, sekedar menyenggol lengan istri itu bernilai pahala. Bercanda berpahala.  Pokoknya seumur hidup bernilai ibadah.”

Sedekah

Tak seperti otak kiri yang cenderung linier dan terurut, orang yang dominan otak kanan akan menempatkan sedekah di awal pekerjaan.

“Kan kebanyakan dari kita, kalau mau sedekah ntar nunggu sukses, nunggu proyek tembus. Akhirnya, proyek nggak jalan, sedekah nggak jadi,” ungkapnya.

“Makanya tempatkan sedekah itu di muka. Sehingga usaha dan pekerjaan yang kita laksanakan itu berkah. Intinya, bersyukur dahulu baru meminta. Kalau kita yakin Allah Maha Besar, maka kita tidak akan ragu lagi untuk bercita-cita besar!”

Dan satu hal yang jangan dilupakan. Kalau kita ingin bahagia, bahagiakan orang lain. Kalau kita ingin kaya, kayakan orang lain. Sama seperti pameo, kalau kita sedekah senyum maka kita juga akan mendapatkan senyuman. Kalo kita sedekah dengan doa, maka kita akan mendapatkan balasan doa pula. Menarik kan? Coba kalau kita sedekah harta, insyaallah, Allah akan membalas pula dengan harta berkali-kali lipat”.

Idealnya sedekah yang dikeluarkan itu mencapai 20% dari penghasilan dan profit.,“Saya sudah merasakan dan membuktikannya. Saat ini saya mencoba sedekah 30%, nanti kita lihat tahun depan buktinya, ya. Soalnya, kita malu dengan orang kayak Bill Gates. Ia menyedekahkan 50% dari harta kekayaannya.”

Di akhir acara, ia menantang audiens untuk membuktikan keyakinan tentang sedekah ini, “Hayo, berapa persen keyakinan Anda dengan kekuatan sedekah? 20% ? Kecil sekali! Harus 100%! Bisa, ya? Ayo, sesuai perjanjian kita di awal tadi, segera lakukan jangan ditunda dan jangan bertanya-tanya lagi. Sekarang kita buktikan keyakinan Anda tentang sedekah tadi.”

Maka berbondong-bondonglah setiap orang maju ke depan dan meletakkan sedekah masing-masing. Belum juga selesai, Ippho kembali menantang audiens untuk melelang dompet kulit miliknya.

“Ini dompet saya, tidak tahu berapa isinya. Silakan siapa yang berani melelangnya. Hasil lelang tidak akan saya bawa pulang. Akan kita serahkan melalui lembaga zakat,” tantangnya.

Sekali lagi, antusiasme para pengunjung naik. Bermula dari yang menawar Rp 200 ribu, lalu naik menjadi Rp 1 juta, 25 juta, hingga 53 juta dan fantastis ada seorang dermawan yang menawar dompet tersebut seharga Rp 63 juta rupiah! Luar biasa.. (KJ-04/KJ-05)

———-

 

Foto : Anton DC | Ippho Santosa (paling kanan) meminta testimonial Tunggul Yuwono, peserta yang memenangkan lelang dompetnya sebesar Rp 63 juta.|

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter