Kesehatan dan pendidikan, menjadi bidang garapan serius DSIM. Karena dari dua bidang inilah segala sesuatunya dapat bermula. Alasan ini pulalah yang mendorong pemerintah provinsi Sumsel pada saat ini tengah gencar-gencarnya mengkampanyekan program sekolah dan kesehatan gratis. Terlepas dari adanya motivasi politis di belakangnya, pada kenyataannya sejak program tersebut digulirkan, masyarakat dhuafa seolah tak putus-putusnya datang ke tempat pelayanan kesehatan. Mulai tingkat Puskesmas hingga ke RSUD.
Begitu juga dengan LKC dan layanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh DSIM, selaku perwakilan swasta. Walau pemerintah telah menggratiskan biaya kesehatan untuk masyarakat tak mampu, namun anggota LKC tetap setia mendatangi pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Bahkan ketika sempat terlontar untuk mengalihkan pelayanan LKC 7 Ulu ke tempat lain, anggota LKC yang berdomisili di sekitar 7 Ulu menyatakan keberatannya, “Jangan ditutup Pak”. Ketika dibilang bahwa mereka bisa datang berobat ke Puskesmas, “Jauh Pak. Mano prosesnyo lamo nian”, jawab mereka sekenanya. Akhirnya, LKC 7 Ulu tetap beroperasi sampai sekarang dengan dibantu oleh para donatur.
Maka, di sini LKC melihat, ada beberapa wilayah atau bisa dibilang sub-wilayah yang tidak terjangkau oleh layanan kesehatan gratis pemerintah. Dan di sinilah DSIM melalui LKC berusaha menambalnya. Jauhnya akses ke tempat pelayanan kesehatan serta prosedur yang dirasa terlalu rumit, menjadi salah satu faktor masyarakat enggan memeriksakan kesehatannya. Kecuali keadaan sudah sangat memaksa. Dengan alasan yang sama pula, LKC As-Shaaf didirikan. Melalui ketuanya, Ustadz Suhaely Ibrahim, Lc, yayasan As-Shaaf meminta DSIM untuk mendirikan klinik LKC di daerahnya. “Ya, di daerah kami belum ada klinik kesehatan. Baik dari pemerintah maupun yang swasta. Apalagi yang cuma-cuma.”
Dengan menempati ruangan berukuran 6 x 8 meter dalam lingkungan yayasan As-Shaaf, LKC mulai beroperasi pada Senin (4/3), setelah pengurusan administrasi usai dilakukan di instansi berwenang di wilayah tersebut. Menurut dokter yang menjadi penanggung jawabnya, dr. Agus Marsyal, “Saat ini sudah tercatat anggota sebanyak 200 KK dengan target 500 KK. Atau kurang lebih 800 member dengan target 2000 jiwa”.
Dengan didirikannya LKC Ash-Shaaf yang beralamat di Jl. Letjend Alamsyah Ratu Prawiranegara, Ilir Barat I ini, LKC DSIM telah memiliki empat klinik dan beberapa titik pelayanan kesehatan yang tersebar di kota Palembang, Banyuasin dan sekitarnya. (KJ-04)
***
Sejak diresmikan pada 2006 lalu, LKC terus berusaha menjangkau daerah-daerah pelayanan terutama yang berada di komunitas pinggiran. Saat ini, LKC telah memiliki empat klinik kesehatan permanen dan Pos Kesehatan yang bersifat aksi sosial dengan mendatangi langsung ke daerah-daerah. Kelebihan LKC sendiri, selain bertindak memberikan pengobatan cuma-cuma, juga secara proaktif memberikan edukasi tentang kesehatan. Selain itu didampingi juga para peserta dalam kegiatan majelis taklim. Sehingga kesehatan para peserta dapat lebih seimbang antara kesehatan fisik dan spiritual.
Layanan LKC DSIM
Klinik Kesehatan
1. LKC Sambu
Jl Kapten A. Rivai Lr Samboe RT 2/ RW 1 No 10A Palembang Telpon: (0711) 8399065 Buka setiap Hari Kerja (08.30 – 12.00)
2. LKC Tangga Buntung
Jln PSI Lautan No 1010 31 Ilir Tangga Buntung Palembang Telpon: (0711) 442861 buka seminggu sekali, setiap hari Kamis
3. LKC 7 Ulu
Jln SH Wardoyo No 315 RT 10/ RW 3 Kelurahan 7 Ulu Kecamatan SU 1 Palembang buka setiap hari kerja (08.30 – 12.00)
4. LKC As Shaaf
Jln Letjen Alamsyah Ratu Prawiranegara RT 01/RW 06 Kec Ilir Barat I
Palembang buka setiap hari kerja (08.30 – 12.00)
Aksi Layanan Kesehatan
1. Pos Kesehatan Sungai Rebo, Banyuasin I
2. Pos Kesehatan Talang Andong, Sungai Rebo, Banyuasin I
3. Pos Kesehatan Kalidoni
4. Pos Kesehatan Kertapati
Serta 11 kelompok Majelis Taklim dengan peserta sebanyak 225 peserta.