Desa Purwodadi Kecamatan Muara Padang Jalur 20 Banyuasin menjadi tempat Aksi Layanan Sehat (ALS) Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumatera Selatan pada Selasa (25/6). Dengan menumpang speedboat, LKC DD Sumsel bersama dengan Tim Ukhuwah Center Palembang, berangkat menuju lokasi yang dikepung oleh perairan tersebut.
Selama satu setengah jam terhempas ombak dan membelah Sungai Musi yang sangat luas, Tim Medis LKC DD Sumsel beserta rombongan yang berjumlah 19 orang tiba di lokasi, disambut oleh Suharto dan rekan-rekannya, yang tak lain adalah mubaligh desa tersebut.
Setelah menurunkan alat kesehatan dan obat-obatan, perjalanan masih dilanjutkan dengan mobil masuk ke dalam sejauh kurang lebih 1,5 km. Cuaca panas serta lahan yang kering kerontang akibat hujan yang sudah dua minggu tidak turun, menjadikan jalan yang dilalui menebarkan debu menutup pandangan. Jalan masuk desa memang telah dicor sepanjang 1 km, namun tetap saja debu beterbangan sepanjang jalan.
Sebelum ke lokasi kegiatan yang dipusatkan di Pondok Pesantren Miftahul Huda, para anggota tim medis diajak dahulu beristirahat di kediaman Suharto, yang juga pengasuh Ponpes tersebut. Sembari melepas lelah, panganan ringan dikeluarkan oleh tuan rumah.
Setelah itu, barulah kegiatan dimulai. Antusiasme masyarakat terasa begitu kuat memancar. Karena, tak lama setelah diumumkan oleh panitia bahwa pengobatan sudah dimulai, masyarakat yang didominasi ibu-ibu dan anak-anak, serentak maju mendatangi meja pendaftaran. Panitia sempat kewalahan. Namun setelah diberi pengertian untuk mengantri, mereka pun patuh dan kembali duduk di tempat semula, sabar menunggu giliran.
Tim medis LKC sendiri berkekuatan empat orang yakni; dua dokter, satu bidan dan satu perawat. Dibantu dengan staf DD Sumsel yang all out ikut semua dalam kegiatan tersebut. “Tempat ini sengaja kita pilih, karena berdasarkan informasi yang diterima dari Ukhuwah Center sangat membutuhkan layanan kesehatan,” ujar Dessi Arisanti Pimpinan Cabang DD Sumsel.
Selain itu, tambah Dessi, kondisi ekonomi masyarakat di sini masuk dalam kategori dhuafa. Belum lagi lokasinya yang cukup terpencil dan hanya memungkinkan ditempuh lewat jalur air. “Apalagi Puskesmas di sini paling dekat ada di Jalur 18 kurang lebih ada 20 km dari sini,” sambung Dessi yang turut dalam rombongan dan terjun langsung membantu kelangsungan acara.
Dr Masturoh, relawan medis yang ikut dalam rombongan menyebutkan kebanyakan warga di sini banyak yang terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas, red). “Kita melihat dari kecil sampai lansia terserang batuk. Kita menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut kepada mereka, mengingat salah satu tanda-tanda TB (Tuberculosis) adalah batuk berkepanjangan dan menimpa mulai anak-anak sampai orang yang sudah renta. Selain juga mungkin di sini kondisi alamnya yang cenderung berdebu sehingga sangat mungkin terpapar penyakit pernafasan tersebut”, jelasnya.
Selain layanan kesehatan, pada kesempatan yang sama LKC DD Sumsel juga menggelar penyuluhan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang disampaikan oleh Bidan Nursidah, relawan medis yang sering dilibatkan dalam beberapa kegiatan LKC.
Salah satu poin yang ditekankan oleh Bidan Nursidah adalah tentang pemberian ASI (Air Susu Ibu, red) eksklusif. “Cukup berikan ASI saja selama 6 bulan pertama tanpa tambahan makanan. Insya Allah itu sudah cukup untuk bayi, tak usah ditambah susu formula. Ibu bisa lihat, kalau anak yang Cuma diberi ASI saja, kotorannya lebih lunak. Sedangkan yang sudah diberikan susu formula, kotorannya cenderung banyak dan padat. Itu semua ampas, tidak diserap tubuh,” terangnya kepada para peserta penyuluhan. Kegiatan pengobatan sendiri baru usai kala azan Zuhur menjelang. Sedikitnya ada 207 pasien yang terobati. (KJ-04)