Indonesia menduduki peringkat ke-4 dengan jumlah kasus TB (tuberculosis) terbesar setelah Tiongkok, India dan Afrika Selatan. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660.000 (WHO, 2010) dan estimasi insidensi berjumlah 430.000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61.000 kematian per tahunnya.
Demikian catatan mengenai kondisi penyakit TB di Indonesia. “Penyakit TB juga menjadi penyakit pembunuh nomor satu untuk golongan penyakit infeksi”, ujar Mulyono, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan pada kesempatan Pelatihan Kader TB yang diselenggarakan oleh Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel, Senin-Selasa (24-25/3).
Keadaan ini justru sangat merugikan, kerena menurutnya penyakit TB banyak menyerang penderita usia produktif. “75% pasiennya usia produktif, rentang usia antara 15-50 tahun. Dan juga menyerang kelompok sosial ekonomi lemah”, ujarnya.
Pelatihan kader TB yang diselenggarakan di Hotel Grand Duta Syariah selama dua hari tersebut bertepatan dengan Hari tanpa TB sedunia, yang jatuh pada tanggal 24 Maret setiap tahunnya.
Rini Herdiana, selaku penanggung jawab acara menyebutkan, kegiatan tersebut terselenggara bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Kesehatan Kota Palembang.
“Kita coba jalin kerjasama dengan instansi terkait, guna mencarikan solusi dalam pengentasan penyakit TB ini”, ujar Rini.
Sebagai bentuk partisipasi aktif, LKC DD Sumsel mengadakan pelatihan intensif bagi para kader yang berasal dari Puskesmas yang ada di wilayah Seberang Ulu (SU), meliputi SU I, SU II, Plaju dan Kertapati.
“Kita sengaja fokus ke daerah Seberang Ulu, karena berdasarkan informasi yang kita terima dari Dinas Kesehatan Kota Palembang, wilayah tersebut mempunyai catatan kasus TB cukup tinggi. Terutama wilayah SU I”, terang Rini.
Kegiatan pelatihan TB melibatkan sekitar 30 orang kader TB dari berbagai Puskesmas yang ada di wilayah Seberang Ulu. Mereka dipandu oleh empat orang fasilitator kesehatan dari Dinkes Pemprov Sumsel dan Dinkes Kota Palembang.
Sementara itu, Defri Hanas pimpinan cabang DD Sumsel menuturkan tujuan dari kegiatan pelatihan ini adalah untuk memperbanyak tenaga relawan di bidang kesehatan. Salah satunya, dengan melakukan pelatihan intensif.
“Salah satu dari Tujuh Strategi Nasional Program Pengendalian TB tahun 2011 – 2014 yaitu memberdayakan masyarakat dan pasien TB. Masyarakat dan pasien TB perlu diberdayakan melalui pemberian informasi yang memadai tentang TB, pentingnya upaya pencegahan dan pengendalian TB, serta hak dan kewajiban pasien TB sebagaimana tercantum dalam TB patient charter” ujarnya.
Diharapkan dari pelatihan ini para kader akan memiliki pengetahuan tentang penanggulangan TB, termasuk pula keterampilan dalam melakukan pencatatan dan Pelaporan. Selain itu, para kader diharapkan bisa melakukan penyuluhan dan yang paling utama kader mampu mendampingi pasien berobat hingga sembuh. (*/KJ-04)