Menjelang Ramadhan 1437 H, beragam persiapan dilakukan Dompet Dhuafa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menunaikan ibadah Zakat, rukun yang menyatukan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Menggabungkan ibadah vertikal dan horizontal.
Salah satu persiapan yang dilakukan berbentuk pelatihan mengenai pelayananan donatur yang berlangsung pada 27-29 April lalu. Diikuti oleh Customer Service (CS) dari masing-masing cabang Dompet Dhuafa. Selain petugas cs juga dilibatkan tim Customer Relationship Management (CRM).
Dompet Dhuafa (DD) Sumsel sendiri mengirimkan dua orang perwakilannya, yakni Nina Fariana (CS) dan Dahlia Oktamia (CRM).
Posisi Customer Relationship Management (CRM) menjadi penting dalam pengelolaan donatur. Sebagian besar donasi datang dari pengulangan donatur sebelumnya. Pengelolaan CRM untuk menjaga kedekatan dengan donatur. Semangat dalam menjaga intensitas donatur juga harus diniatkan sebagai bentuk sillaturahim antara lembaga dan donaturnya.
Di antara materi pelatihan tersebut dengan memisahkan antara layanan telepon kantor dengan layanan telepon untuk menyapa donatur baru. Pemisahan ini agar tidak mengurangi pelayanan bagi masyarakat yang menghubungi Dompet Dhuafa.
Dari sisi data donatur, juga dipersiapkan mengenai target donatur dan segmen donatur yang selama ini berkontribusi melalui Dompet Dhuafa. Semakin diketahui segemen donaturnya, akan semakin memperbesar peluang bertambahnya donatur baru. Pun juga sebaliknya, jika target dan segmen pasar yang masih belum jelas akan menyulitkan saat penawaran.
Sementara itu, dari aspek pengenalan karakteristik donatur, dalam pelatihan tersebut juga diberikan materi terkait sifat dan karekternya. Dijelaskan, tipe orang terbagi menjadi 4, yang pertama adalah tipe plegmatis, melankolis, sanguine dan koleris.
Untuk karakter plegmatis orang tipe orang cenderung polos dan simpel dan lebih dominan memahami objek secara visual. Karakter selanjutnya adalah melankolis, tipe ini sering membawa perasaan dalam sikapnya dan suka hitung-hitungan. Tipe ini juga berhati-hati dalam memilih keputusan dan respon aktifnya dari sisi pendengaran.
Tipe ketiga adalah sanguin, pembawaan pribadi yang lebih ceria dan tertarik untuk tampil di depan publik. Tipe ini juga lebih cepat dalam menangkap penjelasan. Sementara tipe terakhir adalah tipe koleris. Tipe ini lebih cenderung bersikap langsung ke objek penjelasan dan cocok untuk menjadi pemimpin dan mandiri.
Memanfaatkan tipe karakter diharapkan dapat memaksimalkan model pendekatan karakter dalam menjelaskan informasi megenai lembaga, baik program maupun penghimpunan. (Wan/KJ-04)