Kita mengetahui bahwa Islam mengajarkan muslim yang satu dengan muslim lainnya adalah bersaudara. Indahnya persaudaraan sesama muslim tidak hanya tampak ketika seorang muslim tersebut masih bernyawa saja. Islam juga mengajarkan bagaimana seorang muslim memperlakukan saudaranya yang telah wafat, utamanya melalui pemulasaran jenazahnya.
Karena, tidak ada satupun manusia kelak ketika meninggal dunia kemudian berangkat sendiri menuju liang kuburnya. Tentu saja hal ini menjadi kewajiban bagi orang yang masih hidup, terutama keluarga yang ditinggalkannya untuk mengurus sampai menguburkannya.
Sayangnya, hal tersebut biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu yang ditunjuk dan dipercaya oleh pihak keluarga jenazah. Padahal, yang lebih berhak melakukan pemulasaran jenazah ialah sang keluarga inti dari seorang muslim yang wafat.
Selain itu, belajar pemulasaran jenazah, berarti belajar mengingat kematian. Firman Allah SWT: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al ‘Ankabuut : 57).
Ayat tersebut mempertegas bahwa setiap manusia yang hidup di dunia pasti akan merasakan mati. Namun kenyataannya banyak manusia yang terbuai dengan kehidupan dunia. Sehingga hampir melupakan tujuan hidup yang sebenarnya, hal ini juga membuat manusia tidak banyak yang mengingat tentang kematian.
Kini hal tersebut menjadi perhatian Dompet Dhuafa. Melalui unit Badan Pemulasaran Jenazah (Barzah), Dompet Dhuafa (DD) Sumsel berusaha mengurai permasalahan tersebut. Sebagai badan layanan yang memfokuskan pada pemulasaran jenazah untuk umat muslim secara gratis bagi fakir miskin ini, DD Sumsel menggelar Pelatihan Pemulasaran Jenazah di Masjid Ar-Ra’iyah, Palembang. Tidak kurang dari 50 peserta yang terdiri dari para bapak-bapak dan ibu-ibu dari perwakilan masjid dan Majelis Taklim di kota Palembang mengikuti pelatihan yang digelar pada Minggu (17/12).
“Selain pembelajaran tentang kematian, tentunya pelatihan ini bertujuan agar tercipta SDM yang mampu menangani kebutuhan layanan jenazah masyarakat di lingkungan tersebut, kemudian juga dapat mengetahui serta memahami secara komprehensif mengenai tatacara pengurusan jenazah. Sehingga dapat memilah antara praktik yang bersifat tradisi dan syar`i.” terang Ustadz Madroi, Manajer Program Barzah Dompet Dhuafa.