Sungguh beruntung, para peserta pelatihan menjahit Dompet Dhuafa (DD) Sumsel. Bagaimana tidak. Selain mendapatkan pelatihan intensif selama 36 pekan, kepada peserta juga diberikan siraman rohani rutin dua kali sebulan. Keterampilan dapat, hidayah tetap terjaga. Seperti yang terlihat pada Kamis (14/4) di ruang pelatihan menjahit di kawasan Kuto Batu. Ilir Timur II Palembang.
Mengawali tausiyahnya, Ustadzah Eliyah selaku pengasuh pengajian peserta mengingatkan agar pandai-pandai bersyukur. “Harus banyak bersyukur. Mengapa? Karena berkesempatan mengikuti pelatihan menjahit ini, terlebih lagi, peserta hanya dibatasi untuk 20 orang saja,” ucap Ustadzah Eliyah.
Selaku perempuan, Ustadzah Eliyah berpesan untuk tidak selalu bergantung pada suami. Bagi yang sudah berkeluarga, perempuan juga dapat mandiri dan membantu suaminya terutama dalam kebutuhan ekonomi.
Meski demikian, Eliyah juga menuturkan bahwa jihadnya perempuan itu berada di rumah untuk mengurusi rumah tangga dan menjaga kehormatan suami dan keluarganya. “Jika pun saat ini peserta pelatihan sedang berada di luar rumah, ini sebagai bekal untuk bisa meningkatkan produktifitas di rumah nantinya,” jelasnya.
Dilanjutkan daiyah yang memiliki 8 orang anak ini, perempuan juga harus pandai menjaga lisannya. Banyak perempuan yang suka membicarakan keburukan sesama, entah itu tetangga, kerabat, bahkan keluarga sendiri. Hendaknya, selaku muslimah yang beriman meninggalkan hal-hal tersebut sebagai bentuk keyakinan bahwa setiap ucapan dicatat oleh malaikat yang selalu mengiringi.
“Jika sudah berkeyakinan demikian, artinya kita juga akan yakin bahwa Allah juga mengetahui. Dengan begitu, kemampuan kita untuk menjaga lisan akan semakin terjaga”, sebut Eliyah.
Dalam lanjutan tausyahnya, ia juga memaparkan mengenai iman. Wujud keimanan ada 3, yaitu berkeyakinan dalam hati, lalu mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan rukun-rukunnya yang lima, mulai dari bersyahadat hingga menunaikan haji.
Selain itu, berkaitan dengan semakin dekat bulan Ramadhan, ustadzah Eliyah juga mewanti-wanti kepada seluruh peserta untuk melunasi hutang puasa tahun lalu jika ada yang masih terhutang. Mengingat puasa adalah salah satu dari rukun Islam. Jika tidak sempurna salah satu rukun, maka tidak sempurna keislaman seseorang.
“Namun, tidak hanya menjalankan kelima rukun Islam saja diniatkan sebagai ibadah. Jika mengikuti pelatihan ini juga diniatkan sebagai ibadah, Insya Allah menjadi catatan kebaikan dan berbuah pahala bagi yang menjalankannya. Begitulah konsep agama Islam yang meliputi berbagai aspek kehidupan”.
Di akhir penyampaian nasihatnya ia sangat berharap, selepas pelatihan ini, seluruh peserta dapat segera berkarya dan memulai usaha sebagai wujud implementasi teori dan praktek yang didapatkan selama pelatihan.
Pelatihan keterampilan menjahit merupakan program sinergi antara DD Sumsel dengan Lazis PLN W2SJB. Resmi digulirkan pada tanggal 7 Maret lalu, saat ini telah memasuki pekan ke tujuh. Rencananya program ini akan dilakukan selama 36 kali pertemuan, dengan waktu tiga kali sepekan. (Wan/KJ-04)