Orang Cerdas Akan Memilih Berwakaf

28378845_631030800562336_203889864602239405_n

“Apa saja harta yang baik yang kalian infakkan, niscaya kalian akan diberi pahalanya dengan cukup dan kalian sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. al-Baqarah: 272)

Sahabat, jika memiliki uang pribadi seratus juta Rupiah untuk sosial, apa yang akan Anda pilih? Bersedekah, bagi-bagi sembako untuk warga miskin, membuat acara panggung amal charity yang mengundang artis ibukota untuk lelang barang, atau berwakaf?

Walaupun kesemuanya adalah hal luar biasa dan membawa pahala besar, akan tetapi seseorang yang cerdas akan berhitung secara efektif dan efisien.
Uang untuk sedekah bisa habis dalam satu waktu. Misalkan memberi sembako pada seribu warga miskin. Maka, uang sedekahnya habis untuk sembako, sembakonya pun cepat atau lambat akan habis dikonsumsi. Meskipun amalan memberi makan orang miskin atau dhuafa sungguh luar biasa ganjarannya.

Berbeda dengan wakaf, misalnya kita mewakafkan bangunan rumah sakit untuk warga dhuafa, meski hanya ambil bagian mewakafkan uang seratus juta Rupiah saja, namun bila dikelola oleh lembaga wakaf terpercaya, bangunan rumah sakit ini bisa terus-menerus bermanfaat untuk mengobati orang-orang miskin yang sakit atau terluka. Maka ganjaran pahalanya akan terus mengalir selama bangunan tersebut masih bermanfaat.

Atau jika kita mewakafkan sumur, yang mana sumur tersebut bisa dimanfaatkan oleh puluhan kepala keluarga, maka sumur wakaf tersebut takkan habis begitu saja, akan terus mengalirkan pahala ke dalam ‘rekening amalan’ kita selama masih dimanfaatkan.

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter