Okto Feriana: Materi SMT Sangat Membantu Hadapi Tantangan Di Kelas

Suasana kegiatan belajar mengajar di kelas Okto Feriana Mahad Islamy Palembang.

Suasana kegiatan belajar mengajar di kelas Okto Feriana Mahad Islamy Palembang.

Sekolah yang berkesempatan diobservasi oleh tim dari School of MasterTeacher (SMT) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel di hari ketiga adalah Madrasah Ibtidaiyah Ma’had Islamy. Sekolah yang terletak di wilayah 1 Ulu Seberang Ulu I Palembang tersebut dikunjungi pada Rabu (23/3/2016).

Observasi tersebut dilakukan untuk menilai pencapaian yang diterima oleh Okto Feriana – salah seorang peserta SMT DD Sumsel, dan bagaimana penerapannya kepada anak didiknya di kelas.

Okto hari itu tengah mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas 2, dengan tema Pengenalan Lingkungan. Berbekal pengetahuan yang ia dapat dari perkuliahan singkat SMT, Okto pun membawa alat peraga berupa gambar lingkungan yang dilengkapi dengan pepohonan dan hewan di sekitarnya.

Tak hanya gambar, Okto pun membawakan pengajarannya dengan semi bercerita. Sesekali ia menirukan suara hewan yang ada seperti harimau untuk menarik perhatian siswa.

Alumni S2 Unsri ini pun mengatur sedemikian rupa tempat duduk siswa agar terasa berbeda dari hari-hari biasa. Tempat duduk siswa dibuat per kelompok dengan 6 siswa anggotanya.

Okto mengaku berusaha melakukan pendekatan individu kepada para siswa. “Akan lebih ditingkatkan, bukan hanya pendekatan per kelompok”, ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa, tantangan dalam mengajar ke depan dengan bekal materi pelatihan SMT adalah menyesuaikan materi yang didapat dengan kondisi siswa. “Karena, tidak seluruh materi dapat diterapkan secara langsung. Mengingat saya sendiri memegang kelas 2 dengan latar belakang siswa yang belum pernah masuk pra sekolah seperti TK atau PAUD. Sehingga kualitas kelas 1 hampir sama dengan kualitas di TK, dan kelas 2 sama dengan kualitas kelas 1”, ungkap lulusan Universitas PGRI Palembang ini.

Ia juga merespon positif adanya program SMT. “SMT ini bagus untuk peningkatan skill mengajar para guru. Meski sudah pernah mendapatkan pelatihan sebelumnya, namun tidak seperti di SMT. Seusai pelatihan ada yang namanya observasi. Dengan agenda ini, kami merasa terawasi. Sehingga dapat berbuat lebih maksimal dalam proses mengajar dan berharap program ini diteruskan”, cetusnya.

Senada dengan Okto, Kepala Sekolah MI Ma’had Islamy Munawaroh juga mengungkapkan penilaiannya terhadap program SMT DD Sumsel. “Sangat bagus. Apalagi untuk sekolah swasta seperti kami, SMT bagus untuk peningkatan kualitas sekolah. Sehingga, (jika kulitas bagus) sekolah dapat berlomba-lomba menarik siswa di sekitar sekolah, agar masuk ke sekolahnya”, ujarnya.

Desty Rina Purnamasari, fasilitator SMT DD Sumsel yang bertugas mengobservasi pada hari itu memberikan tanggapannya. “Kondisi siswa cukup dinamis. Mereka masih suka berlarian di kelas. Ini menjadi tantangan bagi guru kelasnya. Solusinya, perlu dibuat aturan kelas dalam manajemen kelas dan pengkondisian siswa agar lebih lebih fokus dalam menerima materi”, jelas Desty.

Program perkuliahan SMT sendiri saat ini berada di pekan ke-6. Lima pekan sebelumnya, diisi dengan perkuliahan yang diselenggarakan setiap hari ahad. Memasuki pekan ke-6, agenda SMT difokuskan pada observasi kepada para guru yang menjadi peserta SMT. Tujuannya adalah untuk melihat serapan materi yang diberikan selama ini dan bagaimana mereka para guru menerapkannya dalam mata pelajaran yang diasuhnya di kelas masing-masing.(KJ-04/Wan)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter