Mika Ingin Berbagi Pengetahuan Tentang Merawat Anak Berpenyakit Kanker

Anak-anak pasien kanker tengah beristirahat di Rumah Sehat Pelangi DD Sumsel. Rumah yang didedikasikan bagi para pasien anak dan keluarganya untuk tinggal sementara selama masa pengobatan.

Anak-anak pasien kanker tengah beristirahat di Rumah Sehat Pelangi DD Sumsel. Rumah yang didedikasikan bagi para pasien anak dan keluarganya untuk tinggal sementara selama masa pengobatan.

Banyak cara orang untuk berbagi dan menyiapkan diri terlibat dalam berbagai aktifitas sosial kemanusiaan. Baik berbagi secara keilmuan dan kompetensi, maupun dalam bentuk bantuan teknis untuk menunjang pelaksanaan agar lebih lancar. Tak harus menjadi pakar atau handal untuk membantu, bahkan dengan tenaga seadanya dapat didermakan dalam setiap sisi aktifitas sosial.

Seperti yang dilakukan oleh Mika Indah Sari, perempuan kelahiran tahun 1988 ini menjadi relawan untuk membantu program Rumah Sehat Pelita Hati (RSPH) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel yang melayani pasien kanker anak. Mika mulai aktif berinteraksi di RSPH DD Sumsel mulai awal April 2016 lalu.

Perkenalan Mika dengan RSPH berawal ketika putri tunggalnya mengidap penyakit kanker. Saat proses pengobatan, Ia dipertemukan dengan dr. Dian Puspita Sari, Sp. A. Dokter spesialis anak inilah yang banyak membantu Mamakey, panggilan akrab Mika dalam setiap tahap pengobatan putrinya, Alicia Keyna Pranita.

Perjuangan panjang nan berat, dilakukan Mika dalam pengobatan anaknya. Ia harus mengobati anaknya seorang diri. Lantaran sang suami yang mendampingnya sudah meninggal mendahului mereka berdua saat Kekey berusia 1 tahun akibat kecelakaan di jalan raya.

Beragam tindakan pun sudah dilakukan Mika dengan harapan agar anak tunggalnya itu dapat sehat kembali dari derita penyakit kanker kronis. Keluar masuk ruang UGD, pengobatan kemoterapi hingga operasi sudah beberapa kali dialami Kekey, panggilan sayang Mika kepada putrinya. Bahkan rencana berobat ke luar negeri pun sudah masuk dalam agenda ibunya demi kesembuhan Kekey.

Namun harapan itu pupus ketika Allah berkehendak lain. Oktober tahun lalu, Kekey wafat akibat penyakit kanker yang dideritanya sejak 1,5 tahun lalu. Mamakey sempat terpukul dengan wafatnya sang anak yang baru 3,5 tahun. Tahun-tahun sulit dilalui Mika seorang diri.

Pada umumnya, ditinggal wafat orang yang dicintai membawa duka berkepanjangan bahkan hingga memutus semangat untuk beraktifitas. Tapi kesedihan berkepanjangan tak berlaku bagi Mika, Mamakey tetap menjaga kesadaran untuk terus berkarya dan melanjutkan kehidupannya yang harus lebih baik dari sebelumnya.

Di tengah situasi itulah ia ditawari dr. Dian bersama Komunitas Peduli Kanker Anak dan Penyakit Kronis (KPKAPK) untuk menjadi relawan di RSPH DD Sumsel. “Waktu itu saya dihubungi dokter Dian, menanyakan kabar dan apa kesibukan saya serta ditawari untuk ikut bantu-bantu di RSPH ini,” cerita Mika.

Tawaran untuk membantu pelayanan bagi anak-anak yang mengidap penyakit kanker pun diterima Mika, sebagai bentuk perhatiannya terhadap sesama. Terlebih lagi, ia juga mengetahui banyak tentang perilaku dan kebiasaan yang harus dilakukan anak-anak yang masih dalam proses penyembuhan penyakit kanker.

“Saya menjadi tahu banyak tentang penanganan keseharian anak-anak pengidap kanker karena secara langsung pernah mengurusi anak sendiri selama 1,5 tahun,” ungkap Mika. Kepercayaan diri Mika ini juga membawa kabar baik bagi masyarakat yang memanfaatkan RSPH selama proses pengobatan anak-anaknya, karena akan dipandu oleh orang yang sudah berpengalaman mengurusi hal tersebut.

Kehadiran relawan dari KPKAPK ini pun disambut baik oleh M. Herizal Yoesri yang penanggung jawab harian layanan RSPH DD Sumsel karena merasa terbantu. “Mika sudah tahu tentang makanan-makanan yang layak konsumsi bagi anak-anak disini dan kandungan nutrisi bagi mereka untuk meningkatkan kesehatan selam waktu pengobatan,” ungkapnya. (Wan/KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter