Menulis Berita Itu Gampang!

David Aryanto dari Palembang Ekspress tengah memaparkan tentang Dasar-Dasar Jurnalistik di kantor DD Sumsel, Jumat (13/2/2015).

David Aryanto dari Palembang Ekspress tengah memaparkan tentang Dasar-Dasar Jurnalistik di kantor DD Sumsel, Jumat (13/2/2015).

Palembang, DD Sumsel — Menulis berita itu gampang. Begitu ujar David Aryanto dalam kegiatan pelatihan jurnalistik bagi staf Dompet Dhuafa (DD) Sumsel. “Asal kita suka membaca dan rajin mengikuti perkembangan berita”, ujarnya.

David Aryanto dari harian Palembang Ekspres, mengisi pelatihan singkat mengenai dasar-dasar jurnalistik di kantor DD Sumsel lantai 2 Palembang, Jumat (13/3/2015).

Dalam kesempatan sharing selama 2 jam tersebut, David menyampaikan materi mengenai ‘7 Nilai Berita’ dan dasar-dasar jurnalistik, termasuk teknik reportase dan menulis berita.

Menurut David, tidak semua hal bisa dijadikan berita. “Paling tidak ada tujuh nilai yang menjadikan sebuah tulisan itu bernilai berita atau tidak”, papar pria asli Jogja yang sudah malang melintang di kota Palembang sejak tahun 2008 tersebut.

Ke tujuh nilai berita tersebut, ujar David mengutip J.G. Stovall dalam Journalism adalah :

Yang pertama, berdampak. Informasi yang memiliki dampak terhadap aktivitas sehari-hari masyarakat bahkan secara fundamental mempengaruhi seluruh sistem di mana masyarakat itu berada.

“Contohnya misal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), kelangkaan gas, nilai tukar dolar yang melambung tinggi”, jelas David.

Yang kedua,  memiliki tenggat waktu. Suatu informasi menjadi kurang penting jika sudah terlalu lama berlangsung namun baru saja diulas.

Ketiga, Selebritas. Faktor keterkenalan seseorang sebagai daya tarik.

“Kita ambil contoh misalnya Pernikahan Putri Da`i kondang Aa Gym dengan salah seorang pengurus pesantren dengan mas kawin Hafalan 30 Juz Al-Quran beberapa waktu lalu, menjadi trending pemerhati keagamaan dan masyarakat luas pada umumnya”.

Ke empat Proksimitas, atau faktor kedekatan. Baik itu berupa kedekatan geografis dan atau kedekatan emosional-psikologis dengan pembaca.

“Ini akan menjadikan suatu informasi yang terkandung dalam berita mendapat atensi yang besar”, papar David.

Tiga faktor lain yang juga turut dipertimbangkan sebagai news value adalah keunikan, mengandung konflik serta isu kekinian. “Intinya, jika ingin bisa menulis. Kita harus banyak membaca”.

Pelatihan selama dua jam tersebut banyak diisi dengan sharing pengetahuan dan pengalamannya selama menjadi seorang jurnalis. “Jadi wartawan itu sukanya banyak, dukanya juga banyak. Namanya profesi, tentu punya resiko masing-masing”, cerita David.

Sementara itu, Agus Wandi Head of Fundaising DD Sumsel yang juga ikut dalam kelas tersebut mengungkapkan “Dari pelatihan ini baru diketahui bahwa untuk membuat satu pemberitaan informatif tidak sesederhana yang dibayangkan. Tidak hanya sekedar kumpulan kalimat informatif. Seperti halnya membuat program sosial, membuat berita pun perlu beberapa kandungan inti di dalamnya seperti keunikan, kekiniian dan human interest. Jika belum mengandung beberapa unsur teresbut, anggap saja itu latihan secara bertahap”, ujar Wandi.

Pelatihan pada hari Jumat itu, adalah pelatihan ketiga yang diberikan kepada para staf DD Sumsel dan LKC DD Sumsel. Pelatihan diberikan secara marathon setiap 2-3 minggu sekali. (KJ-04)

Pelatihan Dasar-Dasar Jurnalistik DD Sumsel

Pelatihan Dasar-Dasar Jurnalistik DD Sumsel

 

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter