Materi Kelas Kreatif, Peserta SMT Berlomba Membuat Alat Peraga Yang Menarik

Kelompok Janhadi, peserta dari SDN 197 Kalidoni.

Kelompok Janhadi, peserta dari SDN 197 Kalidoni.

Ruang perkuliahan tatap muka School of Master Teacher (SMT) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel pada pertemuan Ahad (6/3/2016) seperti kelas keterampilan dan kerajinan tangan di kala Sekolah Dasar dulu.

Bagaimana tidak, ruang kelas yang ada di SDN 149 Sukarami itu, aneka ragam bahan bekas tak terpakai yang terhampar di atas meja masing-masing peserta. Tak luput aneka perlengkapan seperti lem, penggaris, gunting dan kertas origami pun tersedia.

Memasuki pekan ketiga perkuliahan, peserta kali ini dibekali materai tentang Kelas Kreatif. Isi materi kelas kreatif ini seputar kiat-kiat dalam menyampaikan materi pelajaran dengan model alat peraga yang lebih menarik perhatian peserta didik.

Fasilitator SMT Palembang Desty Rina Purnamasari mengungkapkan, berbeda dengan model penyampaian materi seperti ceramah satu arah yang hanya melibatkan guru secara aktif, dalam kelas kreatif ini guru memancing siswa untuk memahami pelajaran dengan media alat peraga yang dibuat semenarik mungkin.

“Ada tiga hal yang ditargetkan bagi guru-guru dengan pendekatan kelas kreatif ini, sehingga bisa mengoptimalkan proses transfer pengetahunan kepada siswanya. Target pertama adalah memahami pengertian media pembelajaran, media ini berfungsi untuk mempermudah daya nalar siswa dalam menyerap pelajaran baru, sehingga model pembelajaran tidak monoton dan kaku,” jelas Desty.

Lalu, sambungnya, target selanjutnya adalah mempelajari fungsi dan tujuan dari media pembelajaran itu sendiri. “Sehingga Bapak dan Ibu guru di sini mengerti akan fungsi media dan dapat digunakan untuk tujuan mata pelajaran yang sesuai,” tambahnya.

Sedangkan target ketiga adalah dapat membuat media pembelajaran baik oleh guru terlebih lagi dapat dengan mengikut sertakan siswanya.

Seperti yang ditunjukkan oleh salah satu kelompok peserta SMT membawakan alat peraga berupa rumah Limas, rumah adat dari Palembang. Media pembelajaran ini dibuat untuk menjelaskan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengenai keragaman budaya bangsa.

“Dengan berbekal karton bekas, kertas manggis dan lem kami membuat rumah Limas ini untuk menghadirkan pengetahuan kepada siswa tentang rumah adat dan budaya bangsa. Meski ukurannya mini,” demikian presebtasi salah satu peserta dalam kelompok tersebut.

Lain lagi dengan kelompok yang diketuai oleh Janhadi, dari SD 197 Kalidoni. Bersama kelompoknya, ia mendapatkan tugas membuat alat peraga kreatif untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mereka mempersiapkan sketsa sebagai media mendongeng dengan latar lingkungan sehat berbahan karton bekas dan sisa styrofoam bekas kotak makan siang.

Dalam presentasinya mereka menjelaskan tentang alur metode mendongeng sebagai bentuk lain dalam penyampaian mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tepuk tangan pun diberikan oleh guru-guru lainnya yang merasa terkesan dengan media pembelajaran yang dibawakan oleh kelompok Janhadi. (Wan/KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter