Marni: Dulu Sulit, Sekarang Anak Berlomba Menjawab Pertanyaan

Kegiatan belajar mengajar di kelas dengan berbagai jenis perilaku siswa menjadi tantangan tersendiri bagi seorang guru, terutama untuk mengelola suasana kelas agar terus dinamis dan dapat memancing antusias dan semangat siswa dalam belajar. Cara penyampaian guru juga menjadi salah satu modal dasar kesuksesan mengajar sehingga keterhubungan antara guru dan murid semakin dekat.

Hal tersebut juga dialami Marni, S. Pd. salah seorang guru SDN 139 Maskarebet, Alang-alang Lebar. Untuk menarik perhatian siswa dalam pelajaran Matematika, di Selasa siang (29/03) ia mempersiapkan media pembelajaran dan alat peraga dari bahan bekas.

“Alat peraga ini untuk memudahkan siswa memahami pelajaran serta agar perhatian siswa terpusat,” jelas Marni sambil menunjukkan alat peraga dari bahan gabus bekas dipotong dadu. Beberapa potongan dadu berbahan gabus tersebut ditusuk layaknya sate sebagai media untuk materi pembagian.

Melengkapi alat peraga, ia pun menyiapkan display atau tampilan materi pembagian di atas karton dengan paduan warna menarik. Hasilnya, siswa dapat lebih memahami dan tertarik dengan materi yang sedang dijelaskan, berbeda dengan suasana belajar sebelumnya dengan hanya mengandalkan papan tulis dan metode ceramah.

“Dulu sulit sekali untuk mengajak siswa menuliskan jawaban atas pertanyaan dan latihan di depan kelas, sekarang dengan media alat peraga ini, siswa berlomba-lomba untuk menjawab dan minta dipanggil ke depan kelas untuk menjawab soal,” tutur Marni yang juga salah satu peserta SMT Angkatan V Kota Palembang.

Marni mengaku bahwa beberapa materi keterampilan untuk mengelola kelas didapatkannya dari perkuliahan School of Master Teacher (SMT) DD Sumsel yang telah dilangsungkan selama 5 pekan itu.

Memasuki akhir Maret ini, Marni mendapatkan giliran diobservasi kelas oleh fasilitator program SMT. Observasi ini diterapkan guna melihat kebermanfaatan dan penerapan materi oleh peserta SMT di sekolah masing-masing.

Marni merasa banyak ilmu yang didapat dari program peningkatan kualitas guru ini. “Meskipun baru beberapa kali saja dilakukan tatap muka perkuliahan, saya banyak mendapatkan inspirasi tambahan untuk model mengajar. Dari beberapa materi perkuliahan SMT, yang saya terapkan langsung adalah menggunakan display alat peraga kelas”, ujarnya.

Ditambahkan Marni, program seperti ini sangat agus dan bisa menjadi peluang bagi para guru untuk terus belajar dan meningkatkan keahlian yang hadir dari berbagai sumber.

“Meski minimnya pelatihan dan peningkatan skill yang dilakukan oleh dinas terkait maupun sekolah, jangan sampai menjadikan guru pasif dalam mengikuti pelatihan di luar sekolah,” imbuhnya lagi. (Wan/KJ-04)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter