DD Sumsel – Marhaban yaa Ramadhan, selamat datang bulan penuh rahmat dan ampunan. Bulan yang di dalamnya, terdapat banyak keistimewaan bagi seorang muslim. Dan bulan yang seharusnya terus dirindukan selama 11 bulan di luar bulan Ramadhan.
Hari ini, Sabtu (27/5/2017) kita telah disampaikan oleh Allah Swt di gerbang Ramadhan 1438 H. Mudah-mudahan, kita diberi kesehatan dan kelapangan untuk menjalani hari-hari penuh keberkahan di dalamnya.
Banyak sekali amalan yang dapat diperbuat di dalam bulan Ramadhan. Baik amalan untuk diri sendiri, apatah lagi amalan yang memberikan manfaat kepada banyak orang. Kita sering menyebutnya sebagai ibadah vertikal dan ibadah sosial atau dalam nama yang lain, sebagai ibadah nafsi dan ibadah sosial.
Dua-duanya sama baik, dua-duanya mendapatkan pelipatgandaan di bulan Ramadhan. Namun, ibadah kedua memberi kesempatan kepada kita untuk mendapatkan pahala ‘viral’ dalam hitungan Allah Swt.
Keutamaan beramal ketika di bulan Ramdahan, bagi seorang muslim yang berkecukupuan, seharusnya memandang amalan-amalan mulia seperti ber-ZIS (berzakat, infaq, dan sedekah) sebagai suatu kebutuhan, bukan hanya sekedar penggugur kewajiban. Bahkan, pada hakikatnya, muslimin di bulan Ramadhan sejatinya lebih membutuhkan ber-ZIS lebih daripada para fakir yang membutuhkan.
Butuh dalam artian, setiap harta yang ada pada kita membutuhkan pertanggungjawaban. Membutuhkan pembersih di hadapan Allah Swt. Salah satu bentuk mempertanggungawabkan dan membersihkannya adalah dengan sedekah dan berzakat.
Karena sebagai orang yang beriman, kita meyakini bahwa kelak nantinya, seluruh harta kita akan dipertanyakan, darimana kita dapatkan dan untuk apa kita manfaatkan.
Itulah mengapa kita butuh kehadiran Ramadhan ini. Karena Allah Swt menjanjikan akan melipatgandakan amalan kita. Sehingga bisa menutupi kekuranan amalan kita di bulan-bulan sebelumnya.
Ibaratnya, uang itu sebenarnya bisa dibawa mati. Maksudnya, bukan berarti uang dan harta (secara fisik) yang kita miliki, dikubur bersama kita. Tetapi infaq, shodaqoh dan zakat yang kita keluarkan semasa hidup akan menjadi amal bernilai kelak di akhirat.
Kita tentunya tidak ingin barang sedetikpun melewatkan bulan pernah berkah ini. Dalam bulan penuh ampunan ini seyogyanya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Pasalnya, tidak seorangpun di antara kita yang memiliki ilmu kapan datangnya ajal seseorang. Oleh karena itu, syukuri jika tahun ini kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu dan menjalani sepenuhnya bulan Ramadhan.
Tidak ada yang menjamin kita dapat bertemu dengan Ramadhan berikutnya. Camkan, andaikan ini Ramadhan terakhirku, maka akan saya berikan amalan terbaik dan berkualitas. Wallahualam. (KJ-04/*)