Aku adalah buah hati dari kedua orang tuaku yang bernama Pahrul Rizal dan Sidikiah (alm). Aku anak pertama dari empat bersaudara dan saat ini berkesempatan kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang. Selain kuliah, aku juga aktif di LDK Reffah sebagai kordinator syiar, dan ngajar di TK/TPA Nurul Mu’alimin daerah Bukit Lama, serta diberi kesempatan juga untuk magang di salah satu surat kabar lokal.
Saat ini aku harus bersungguh untuk kuliah dan berprestasi sebisa mungkin, karena ayah dan ibu telah mengeluarkan banyak biaya untuk sekolah ku hingga sekarang. Melihat ayah yang setiap hari mengayuh becak untuk mendapatkan penghasilan, tentu aku tidak bisa bertingkah macam-macam. Aku hanya ingin berprestasi dan memperlihatkan kesuksesan pada ayahku. Alhamdulillah, sampai saat ini prestasi ku mendapat predikat Jayyid Jiddan (sangat sempurna, red) pada saat kelulusan dua tahun kemarin. Dan, alhamdulillah saya bisa mendapatkan beasiswa dari pihak kampus.
Itu semua, tidak aku peroleh dengan mudah. Butuh usaha yang ekstra untuk mendapatkan itu semua. Selain aku harus menghemat uang jajan yang diberi ayah, hingga aku memutuskan bersepeda dari rumahku daerah Bukit Lama menuju kampus tercinta. Butuh waktu lebih kurang 30 menit.
Selain itu, aku juga sempat berjualan roti wijen keliling daerah pasar 16 ketika masih duduk di semester 2 dan 3. Tapi tidak terlalu sering karena jadwal kuliahku yang rata-rata sekitar empat hari dalam seminggu. Jika aku banyak menjual roti, bisa mendapatkan 25 ribu dalam satu hari. Lumayan untuk biaya fotokopi dan uang jajan ku. Kegiatan itu kulakukan dari pukul 1 siang hingga 5 sore, mengayuh dari satu lorong ke lorong lain sambil teriak-teriak.
Semua itu terjadi karena satu alasan, aku mau mandiri dan tidak membuat ayahku susah lagi. Walau saudara-saudara ibuku masih memberi bantuan bagi adik-adikku. Tapi aku ingin bermanfaat dan bisa membiayai mereka. Dan cita-citaku hingga saat ini adalah menjadi cendikiawan muslim dan aku ingin menjadi pembicara juga untuk memberikan motivasi pada orang lain atau pun membebri ilmu pada mereka.
————————————————————————————————————–
Seandainya, aku hidup dengan gelimang harta dan segala sesuatu sudah tersedia, mungkin aku tidak akan pernah tahu, bahwa hidup ini butuh pengorbanan dan kerja keras. Mungkin itulah ada kata-kata berakit-rakit ke hulu. Berenang-renang ketepian. Mungkin saat ini aku harus bersakit-sakit dahulu tapi aku yakin suatu saat aku akan bersenang-senang dan bisa membantu orang-orang yang mengalami hal yang sama seperti aku.
————————————————————————————————————–
Saat ini, aku tidak menjual roti lagi karena kuliah sudah mulai padat, tapi karena Allah Maha Pemurah aku diberi kesempatan untuk mendapatkan beasiswa dari DSIM, dan itu cukup membantu kuliahku. Tapi, selain itu aku juga harus mendapatkan kerja sambilan sebagai tambahan. Doakan ya teman-teman supaya aku bisa berprestasi dalam hidupku. Salam sukses dan tetaplah bersemangat! (Nurbaiti)