5 Ulu – LKC DD Sumsel, penyakit tuberculosis memang bukanlah penyakit baru. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang belum begitu mengenal dengan penyakit yang menyerang kalangan usia produktif ini. Kekurangtahuan justru akan memberikan dampak negatif terhadap penderita TB, lebih lagi dalam proses penyebaran penyakit tersebut.
Untuk semakin meluaskan pengetahuan dan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat, Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa (DD) Sumsel gencar menyelenggarakan penyuluhan mengenai penyakit TB ini.
Seperti pada kesempatan Kamis (11/9/2014) lalu, LKC DD Sumsel memanfaatkan pertemuan arisan ibu-ibu PKK yang ada di lingkungan kelurahan 5 Ulu Palembang.
Kegiatan penyuluhan itu sendiri dilaksanakan di kantor Lurah 5 Ulu, Jl KH Azhari Kel 5 Ulu Kec Seberang Ulu I Palembang. Tampil dalam kesempatan tersebut adalah Ibu Ani, salah seorang kader kesehatan TB yang telah mendapatkan pelatihan mengenai TB beberapa waktu yang lalu.
Ia menyampaikan dalam kesempatan tersebut edukasi kepada para peserta mengenai penyakit TB ini, bagaimana penularannya, gejala, pengobatan dan efek samping pemberian obat.
Menurutnya, kegiatan hari itu dilakukan dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam mensosialisasikan TB serta kesiapsiagaan dalam penanganan kasus TB di masyarakat. “Kita berharap, yang hadir di sini bisa lebih tahu dengan penyakit TB dan tahu apa yang harus dilakukan jika menemukan kasus TB di wilayah tempat tinggalnya”, ujarnya.
Jika ada warga yang mempunyai tanda-tanda terkena TB cepatlah bawa ke fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas atau bisa juga langsung ke TB Center LKC DD Sumsel. “Semuanya gratis Bu!”, promonya.
Ibu Ani memang tidak sendirian, karena ia juga didampingi oleh Tim Program TB LKC DD Sumsel. Seperti diberitakan sebelumnya, LKC DD Sumsel kini telah memiliki TB Center sendiri yang sudah bisa dijadikan rujukan untuk mengobati pasien pengidap TB.
Penyakit TB sendiri, sudah ditemukan obatnya. Sesuai dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course) dari WHO, penanganan penyakit TB cukup dengan pemberian obat-obatan yang dikenal dengan sebutan Obat Anti TB (OAT) kepada pasien selama enam bulan tanpa putus, dan didampingi oleh seorang Pengawas Minum Obat (PMO). Tingkat keberhasilannya sudah lebih dari 85% pada banyak kasus TB.
Selain penyuluhan mengenai penyakit TB, kegiatan pada hari itu juga dirangkaikan dengan sosialisasi mengenai program BPJS Kesehatan kepada para peserta yang disampaikan oleh Tim Pelayanan Medis LKC DD Sumsel. (KJ-04)