Krempeyek Biji Karet dan Pempek Bersaing Rebut Perhatian Tim Seleksi SEC

Salah seorang peserta Nisaul Mulminah asal Bengkulu tengah melakukan presentasi di hadapan Tim Juri SEC.

Salah seorang peserta Nisaul Mulminah asal Bengkulu tengah melakukan presentasi di hadapan Tim Juri SEC.

Gelaran Social Entrepreneur Camp (SEC) regional Sumbagsel telah memasuki tahapan seleksi awal. Bertempat di kantor Dompet Dhuafa (DD) Sumsel, dua orang peserta calon pengusaha sosial, berusaha ‘merebut’ perhatian tim seleksi SEC. Presentasi bisnis yang dilangsungkan pada Sabtu (13/2/2016) itu dihadiri perwakilan tim seleksi pusat dan daerah.

Peserta pertama yang memaparkan usahanya adalah Nisaul Mu’minah berasal dari Desa Margo Mulyo, Bengkulu Tengah, Bengkulu. Nisa memaparkan tentang produknya ‘Peyek Bikar’. Makanan olahan dari biji karet dibuat dalam bentuk krempeyek, coklat kemasan dan makanan olahan lainnya.

Dalam presentasinya, ia menjelaskan tentang Peyek Bikar yang berbahan tepung beras, biji karet sebagai hasil bumi yang melimpah ruah di Bengkulu, serta bawang, ketumbar dan bumbu-bumbu pelengkap lainnya jadilah makanan olahan biji karet berupa peyek atau populer juga disebut rempeyek.

Ia menjamin, “Meski berbahan dasar biji karet, setelah jadi rempeyek, tak akan ada rasa biji karet lagi.”

Juri yang coba mencicip sampel makanan tersebut, turut mengakui tidak ada lagi kesan biji karetnya.

Dengan semboyan produk enak dan gurih, peserta pertama ini berhasil mereduksi racun dan bahan berbahaya dari biji karet tersebut menjadi makanan olahan yang cocok untuk cemilan sehari-hari.

Dengan semangat memberdayakan masyarakat sekitar yang terdiri dari anak-anak dan ibu-ibu rumah tangga sekitar, Nisa memberanikan diri mengikuti ajang pelatihan kewirausahaan sosial yang diadakan oleh Dompet Dhuafa di bawah naungan program Social Entrepreneur Academy (SEA).

“Saya mengusahakan semangat wirausaha untuk memandirikan warga sekitar yang dominan berlatar belakang ekonomi menengah bawah,” ungkap peserta yang sudah mengantongi izin PIRT atas panganan olahannya tersebut.

Seusai Nisa menyampaikan presentasi, dilanjutkan dengan peserta kedua yang berasal dari Palembang Kartini Eka Sari. Dalam presentasinya, peserta wanita berhijab ini membawakan brand ‘Pempek Syamil’ sebagai objek dalam kontestasi seleksi peserta SEC.

Berbeda dengan peserta sebelumnya dengan hasil makanan olahan dari biji karet, Kartini menghadirkan makanan khas Palembang dengan berbahan dasar ikan.

Dalam penjelasannya, ia lebih menekankan titik fokus pada potensi pempek di Palembang sangat besar.

“Tak kurang dari 5 hingga 9 ton per hari makanan khas ini dikirim menuju kota-kota luar Palembang. Belum lagi kekhasan makanan ini yang sesuai dengan lidah orang Indonesia pada umumnya,” sampai Kartini.

Ia juga menyampaikan keunggulan pempek yang dapat dinikmati kapan saja baik pagi, siang, sore, malam bahkan tengah malam. Atas dasar itulah ia semakin yakin untuk menggeluti usaha pempek sebagai media pemberdayaan bagi masyarakat kurang mampu di sekitarnya.

“Usaha dengan bahan utama ikan ini juga dalam semangat untuk membantu meningkatkan penghasilan keluarga karyawan yang bekerja dalam produksi Pempek Syamil. Misinya pun bukan hanya sekedar menghasilkan keuntungan pribadi tapi lebih dari itu dapat menghidupi dan memberikan penghasilan bagi karyawannya yang saat ini sudah berjumlah 11 orang”, cetus ibu dua orang anak ini.

Pelatihan Social Enterepreneur Camp sendiri akan dihelat pada tanggal 5 hingga 9 Maret 2016 di Jakarta. Salah satu exit point yang diharapkan adalah peserta dapat melakukan aksi pemberdayaan dengan basis wirausaha.

Pada program ini pun, peserta yang lolos akan diberikan bantuan modal usaha dalam kerangka pegembangan usaha dan pemberdayaan yang dilakukan. (KJ-04/*)

bagikan ke >>

WhatsApp
Facebook
Twitter