Kendati gempa di perbatasan Iran dan Irak telah usai, tidak berarti ancaman kematian sudah reda. Saat ini ada ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal. Mereka ditampung di tenda terbuka, kekurangan air dan tanpa listrik. Memasuki bulan Desember, suhu di Iran sangat dingin, terutama di waktu malam.
“Sangat dingin di malam hari, kami butuh bantuan. Pemerintah harus mempercepat bantuan,” kata seorang wanita di kota Sarpol-e Zahab yang rumahnya roboh diguncang lindu.
Menurut Badan geologi AS, USGS, gempa mencapai kekuatan 7,3 magnitudo dengan kedalaman 23,3 km dari permukaan bumi dengan pusatnya di Penjwin, provinsi Sulaimaniyah. Kondisi mengenaskan juga terlihat di rumah-rumah sakit Iran dekat perbatasan dengan Irak. Ratusan orang dirawat, mereka yang terluka berat langsung dilarikan ke rumah sakit besar di ibu kota Teheran.
Lalu lintas masih kacau balau. Upaya mengantarkan bantuan terhambat karena tertutupnya akses ke lokasi bencana, terutama di desa-desa terpencil. Nyawa mereka terancam jika bantuan tidak segera datang.
“Lebih banyak orang yang akan meninggal karena dingin. Keluarga saya tinggal di desa dekat Sarpol-e Zahab. Saya tidak bisa ke sana. Saya tidak tahu apakah mereka hidup atau mati,” kata Rojan Meshkat salah satu korban.
Kini, korban selamat dilaporkan membutuhkan makanan dan air, serta berjuang mengatasi trauma dan penyakit pascagempa.
Presiden Iran Hassan Rouhani tiba Selasa pagi hari di daerah yang dilanda gempa di Kermanshah dan berjanji bahwa pemerintah “akan menggunakan semua kekuatannya untuk menyelesaikan masalah dalam waktu sesingkat-singkatnya”.
Televisi pemerintah mengatakan ribuan orang berkerumun di kamp, sementara banyak lainnya menghabiskan malam kedua di tempat terbuka karena takut getaran lebih banyak setelah beberapa gempa susulan.
Seorang wanita muda tunawisma di Sarpol-e Zahab, salah satu kota yang paling parah terkena bencana, mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa keluarganya terkena angin malam karena kurangnya tenda.
“Kami butuh bantuan. Kita butuh segalanya. Pihak berwenang harus mempercepat bantuan mereka, “katanya, dilansir Reuters.
Sementara itu gempa juga dilaporkan merusak lebih dari 30.000 rumah di daerah tersebut dan setidaknya dua desa hancur total. (WE)
Sumber: kbknews.id dan Al jazeera