Kisah Muallaf Virlensiano yang Berkhitan di LKC DD Sumsel


.
Menjadi mualaf bukan perkara mudah bagi Virlensiano (39), warga kelahiran Kelurahan Gunung Ibul, Kota Prabumulih ini. Pria bernama lengkap Virlensiano Hasibuan itu mendapat ujian berat di awal kepindahannya memeluk Islam.
.
Tantangan terberat dia adalah meyakinkan keluarga besarnya agar bisa menerimanya utuh sebagai seorang muslim, apalagi jika mengingat latar belakang keluarga adalah pemeluk Nasrani yang taat.
.
“Tidak mudah bagi seorang berpindah keyakinan. Pasti ada pertentangan di keluarga. Tapi Semakin saya ingin menolak Islam, saya semakin diarahkan kepada Islam hingga saya tak kuasa menolaknya ” katanya, Rabu (14/11).
.
Virlensiano akhirnya memutuskan memeluk Islam pada 25 September 2017, dengan dituntun ikrarnya bersama KUA setempat. Karena telah beda prinsip, ia juga terpaksa bercerai dengan sang istri secara baik-baik.
.
Selain kehilangan istri dan terasing di keluarga, ujian virlensiano juga bertambah dengan lemahnya kondisi ekonominya. Satu per satu harta bendanya lenyap hingga nyaris tak tersisa, gaji pensiunannya pun ditahan oleh orang tuanya, membuat ia harus kembali memulai semua yang telah ia raih dari nol kembali.
.
“Rasa tak kuasa membendung dorongan batin untuk memeluk agama Islam ini pun akhirnya aku buka. Keinginan untuk beragama Islam akhirnya muncul dalam diri saya. Pada waktu itu, saya mempertaruhkan segalanya demi Islam. Keluarga, kasih sayang orang-orang terdekat, hingga fasilitas yang selama ini saya dapatkan dari orang tua dan kakak-kakak saya, saya pertaruhkan di situ. Namun, saya sudah yakin dengan Islam dan tidak akan bergeming sedikit pun,” Ungkap mantan pegawai Bank ini.
.
Hingga tibalah hari ini, dengan harapan menyempurnakan keimanannya, Virlensiano yang sebelumnya sudah menghubungi Tim Divisi Sosial Dakwah Dompet Dhuafa (DD) Sumsel datang ke Klinik Layanan Cuma-Cuma (LKC) DD Sumsel untuk memberanikan diri berkhitan.
.
Setibanya di LKC DD Sumsel, Virlensiano dipertemukan dengan dr. Alfredo Armando Parensyah selaku dokter LKC DD Sumsel yang akan membantu proses khitan dirinya. Meski diakui gugup diawal, namun Virlensiano mengaku sedikit lebih tenang setelah berkomunikasi dan berkonsultasi sebelum proses khitan dengan dr. Alfredo.
.
“Untungnya ketika saya disunat, teknologi sudah semakin canggih. Dengan munggunakan laser, proses khitan pun semakin mudah. Saya bersyukur selalu dipertemukan dengan orang-orang baik selama proses keislaman saya ini,” ujarnya.
.
Virlensiano juga mengatakan bahwasannya dalam proses berislamnya ini tentu akan banyak sekali ujian yang akan menimpanya, namun diposisi inilah juga ia harus membuktikan keistiqomahannya dalam berislam, dan selalu bersyukur Allah telah memberikannya hidayah yang sangat manis, yakni Iman.
.
“Saya benar-benar merasakan banyak ujian ketika masuk Islam, Dulu saya adalah pribadi yang berkecukupan dan bertahun-tahun saya merasakan nikmat yang seperti itu, namun sekarang setelah saya memeluk Islam Allah menguji saya. Tapi ini adalah sarana saya untuk membuktikan diri, dan belajar makna dari keistiqomahan. Saya satu Allah selelu bersama saya,” ungkapnya
.
“Meski sampai saat ini, saya masih terpinggirkan dari keluarga. Saya hanya bisa berharap kepada Allah, suatu saat nanti Allah akan memberikan hidayah kepada mereka semua, sehingga mereka dapat merasakan indahnya berislam sebagaimana yang saya rasakan saat ini,” Sambung Virlensiano.

Leave a Comment