Layaknya sutradara film yang mengatur adegan dan tahapan pembuatan film, seorang guru pun seolah sutradara yang mengatur alur pembelajaran siswa. Jika dalam sebuah film sang sutradara mengatur latar panggung pada setiap adegan, guru pun demikian dalam mengatur dan mempersiapkan suasana dalam proses belajar mengajar dalam kelas, sehingga tujuan dan target materi pembelajaran dapat dituju sesuai harapan.
Agenda persiapan dalam proses belajar mengajar tersebut diuraikan Dakim, S. Pd., salah seorang peserta program Sekolah Guru Indonesia (SGI) Schoool of Master Teacher (SMT) dalam kegiatan Proyek Sosial kelompoknya yang diadakan di SD Negeri 102 Jl. Mahameru Seberang Ulu II. Kegiatan proyek sosial ini sebagai wujud berbagi dari guru-guru peserta program SMT angkatan XXII.
Diuraikan Dakim, beberapa persiapan materi yang harus dikuasai seorang guru agar sukses menguasai kelas dalam proses mengajar adalah bagaimana mengelola ruang kelas dan display kelas.
Dalam penjelasannya, terdapat dua faktor yang mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar, faktor internal dan eksternal. “Jika faktor internal hadir dari diri siswa sendiri, maka faktor eksternal datang dari lingkungan sekitar siswa. Bagian eksternal ini juga meliputi tata letak dan tata kelola ruang kelas,” urainya pada saat memberikan materi pada Sabtu (06/08).
Menurutnya, bagaimana siswa bisa belajar dengan nyaman, jika mereka sendiri takut masuk kelas. Ketakutan siswa disebabkan karena pengelolaan ruang kelas yang monoton dan tidak bervariasi. Seperti posisi tempat duduk yang baku hingga materi pelengkap pelajaran yang terbatas.
Salah satu upaya mengurangi kebosanan siswa dalam kelas serta menambah semangat mereka, bisa dilakukan dari pengelolaan tempat duduk siswa (sitting management). “Diantara model penempatan duduk siswa bisa dengan model letter “U”, format lingkaran, bentuk konferensi, mode berkelompok atau format auditorium,” jelas guru yang juga mengajar di SDN 102 tersebut.
Selain tata letak tempat duduk, guru juga dapat mengajak siswa dalam pengaturan dekorasi dalam kelas. Karena tiga faktor utama dalam kelas adalah guru, siswa dan ruang kelas itu sendiri. Sejauh ini sudah ada bentuk dekorasi yang biasa dikenal dengan display kelas, namun penataan yang kurang kreatif sehingga display yang diharapkan menambah semangat siswa justru menjadi pemandangan yang mengganggu di dalam kelas.
Kemampuan mengelola dan menempatkan display tersebut juga harus dimiliki oleh guru. “Kita berharap model dekorasi yang sudah jamak ditempatkan di dalam kelas dapat memberikan manfaat bagi siswa dalam proses belajar,” imbuhnya.