Arus pengungsi Muslim Rohingya menuju Bangladesh belum berhenti, dan sekitar 1.000 orang yang putus asa untuk meninggalkan Myanmar telah berkemah di pantai di Teluk Benggala untuk menunggu sebuah kapal dan membawa mereka ke Bangladesh.
Mohammad Eidnou, seorang pekerja berusia 19 tahun, berkata jika dia telah menjual rumahnya dan barang-barangnya. Dia dan keluarganyapun telah menghabiskan segalanya untuk bertahan selama dua bulan terakhir dan tidak memiliki uang untuk membayar $ 50 per orang yang diminta oleh pengemudi perahu untuk membawa mereka ke Bangladesh.
“Saya tidak ingin kembali ke kampung karena tidak ada yang bisa kami lakukan,” kata Eidnou. “Kita tidak bisa bertahan.” ujarnya.
Masih banyaknya pengungsi yang ingin melarikan diri dan terjebak, merupakan sebuah tanda bahwa arus pengungsi Rohingya ke Bangladesh masih jauh dari selesai. Komite Penyelamatan Internasional memperkirakan bahwa dua pertiga dari sekitar 300.000 orang yang tersisa di Myanmar dapat pergi dalam beberapa bulan ke depan.
Di pantai Ah Lei Than Kyaw, Sauli Mullahhe yang berusia 30 tahun juga hanya memikirkan bagaimana dirinya dan keluarga bisa melarikan diri.
Seperti beberapa pria lainnya, dia menggambarkan bagaimana keadaan menjadi sangat buruk sehingga dia tidak bisa lagi bekerja atau anak-anaknya bersekolah. Dia tidak bisa pergi ke apotek saat mereka jatuh sakit, atau pergi ke pasar untuk membeli makanan dan mengatakan pihak berwenang bahkan telah menghentikan Rohingya agar meninggalkan desa tersebut.
“Saya tidak bisa bertahan lagi,” kata Mullahhe. “Saya tidak akan kembali ke desaku, saya sangat berharap bisa menyeberangi sungai Naf untuk sampai ke Bangladesh.” tuturnya, dilansir Reuters, Senin (13/11/2017).
Dompet Dhuafa terus dan terus mengajak masyarakat Indonesia untuk bersimpati dan membantu ringankan beban saudara kita di Myanmar melalui rekening DD Sumsel:
BNI Syariah 969693356
Mandiri 113000.765.3474
an. Yayasan Dompet Dhuafa Republika
#Tambahkan angka 10 di donasi Anda, contoh Rp. 100.010,-
Donasi online: www.ddsumsel.org/donasi
Informari dan Konfirmasi:
Telp: 0711 814 234
WA : 0811 7811 440
Rohingya menanti kesadaran manusia di bumi untuk mengakui dan menerimanya. Rohingya, etnis yang paling teraniaya di bumi, menunggu bantuan kita yang lebih berdaya untuk menyuarakan hak-haknya. Mari bersimpati dan membantu ringankan beban mereka, karena mereka keluarga kita. We Stand For Rohingya! (WE)
Sumber: kbknews.id