Sebuah laporan militer Myanmar yang mengatakan bahwa tidak ada warga sipil Rohingya yang terbunuh dalam tindakan keras selama berbulan-bulan dinilai absurd atau tidak masuk akal.
Human Rights Watch mengatakan bahwa sekarang saatnya Pengadilan Pidana Internasional di Den Haag untuk menyelidiki otoritas Myanmar.
Militer Myanmar mengeluarkan sebuah laporan Senin malam yang menemukan “tidak ada kematian orang-orang yang tidak bersalah” setelah serangan mematikan oleh pemberontak Rohingya di beberapa pos polisi di negara bagian Rakhine utara pada 25 Agustus.
Tentara mengatakan 376 militan ARSA tewas dalam pertempuran setelah serangan Agustus. Tindakan keras tersebut menyebabkan eksodus massal sekitar 600.000 warga Muslim Rohingya yang melarikan diri dari negara yang sebagian besar beragama Budha ke negara tetangga Bangladesh.
“Upaya absurd militer Birma untuk membebaskan diri dari kekejaman massal menggarisbawahi mengapa penyelidikan internasional independen diperlukan untuk menetapkan fakta dan mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab,” kata pengarah eksekutif HRW di Asia, Brad Adams, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (14/11/2017), dilansir Aljazeera.
“Pihak berwenang Birma sekali lagi menunjukkan bahwa mereka tidak dapat dan tidak akan dengan mudah menyelidiki diri mereka sendiri.” tambahnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyebut Muslim Rohingya di Myanmar sebagai minoritas paling teraniaya di dunia.
Jeremy Laurence, juru bicara PBB, mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada hari Selasa bahwa penyidik mereka di Bangladesh menemukan banyak bukti pembunuhan dan penyiksaan warga sipil di Myanmar.
“Temuan kami cukup jelas mengenai apa yang sedang terjadi,” kata Laurence. “Apa yang kami temukan terjadi di negara bagian Rakhine adalah contoh tentang pembersihan etnis, pembunuhan, pemerkosaan, penyerangan, pembunuhan, penyiksaan. Kami mendengar ini dari orang-orang, berulang-ulang.” ungkapnya.
Dompet Dhuafa terus dan terus mengajak masyarakat Indonesia untuk bersimpati dan membantu ringankan beban saudara kita di Myanmar melalui rekening DD Sumsel:
BNI Syariah 969693356
Mandiri 113000.765.3474
an. Yayasan Dompet Dhuafa Republika
#Tambahkan angka 10 di donasi Anda, contoh Rp. 100.010,-
Donasi online: www.ddsumsel.org/donasi
Informari dan Konfirmasi:
Telp: 0711 814 234
WA : 0811 7811 440
Rohingya menanti kesadaran manusia di bumi untuk mengakui dan menerimanya. Rohingya, etnis yang paling teraniaya di bumi, menunggu bantuan kita yang lebih berdaya untuk menyuarakan hak-haknya. Mari bersimpati dan membantu ringankan beban mereka, karena mereka keluarga kita. We Stand For Rohingya! (WE)
sumber: kbknews.id